Firman Tuhan ini merupakan lanjutan dari firman Tuhan beberapa
bulan sebelumnya.
Kisah Yusuf yang dibuang ke dalam sumur sampai pada akhirnya dia sampai
di istana Raja yang terambil dari Kitab Kejadian 37 – 46.
Kisah Yusuf ini secara rohani menggambarkan kehidupan nyata yang kita
semua umat Tuhan alami dalam meniti seluruh perjalanan kehidupan kita.
Firman Tuhan ini seperti cermin kehidupan yang Tuhan berikan pada kita
umatNya untuk dapat melihat secara jelas dan gamblang akan bagaimana sikap
hidup yang Tuhan inginkan terjadi dan terbentuk pada kita seluruh umat Tuhan,
sehingga orang di sekitar kita dapat melihat KEMULIAAN KRISTUS YESUS terpancar
melalui kehidupan kita, mari kita buka :
II Korintus 3:2-3, “Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami
dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.
3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah
surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta,
tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan
pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia.”
Nah kembali ke Kejadian 37, awal mula bibit perselisihan – permasalahan
dimulai dari perlakuan orang tua sendiri terhadap anak-anak nya :
Kejadian 37:3-4, “Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain,
sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat
jubah yang maha indah bagi dia. 37:4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya,
bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka
itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.”
Pesan bagi para orang tua – bapak atau ibu untuk tidak membedakan
perlakuan kepada anak-anaknya.
Efesus 6:4, “Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam
hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.”
Ada beberapa poin sikap hati Seorang Kristen Sejati dari perjalanan
hidup Yusuf dari sumur sampai ke tahta Raja :
Kejadian 39 : 9b, “Bagaimanakah mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini
dan berbuat dosa terhadap Allah?"
Seluruh firman Tuhan yang kita
terima setiap minggu, berbagai pengajaran dan didikan yang kita terima dari
para hamba Tuhan maupun Gembala tidak hanya untuk didengar saja, melainkan
harus dilakukan, diterapkan dan diaplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Yakobus 2:26, “Sebab
seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman
tanpa
perbuatan-perbuatan adalah mati.”
Dengan menjadi pelaku Firman maka hidup
kita menjadi berkenan kepada Allah maka Allah pun BERKENAN menyertai kita
dengan setia. Maka segala apapun yang dilakukan Yusuf selalu diberkati dan
berhasil.
Kejadian
39:2, “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf,
sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya; maka
tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir itu.”
Kejadian
39:21, “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan
melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala
penjara itu.”
Kejadian
41:38-40, “Lalu berkatalah Firaun kepada
para pegawainya: "Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang
penuh dengan Roh Allah?"
41:39
Kata Firaun kepada Yusuf: "Oleh karena Allah telah memberitahukan semuanya
ini kepadamu, tidaklah ada orang yang demikian berakal budi dan bijaksana
seperti engkau.
41:40
Engkaulah menjadi kuasa atas istanaku, dan kepada perintahmu seluruh rakyatku
akan taat; hanya takhta inilah kelebihanku dari padamu."
Firaun dan orang sekitarnya pun dapat
melihat Roh Allah – Kemuliaan Allah terpancar dari Yusuf. Pola kerja Tuhan
bekerja selalu dari dalam diri kita ketika kita menyerahkan hidup kita
sepenuhnya, Roh Kudus mendorong perubahan demi perubahan seturut kehendak Tuhan
yang terus berproses yang bisa jadi memerlukan waktu bertahun-tahun sampai pada
akhirnya Kemuliaan Roh Allah keluar terpancar dari dalam diri kita sehingga
orang-orang di sekitar kita, keluarga, teman, sahabat, tetangga, dan lainnya
dapat menyaksikan perubahan karakter/ perilaku/ sikap maupun tindakan kita
sudah bukan manusia duniawi, mungkin yang dulunya kita tukang tipu/ sering
berdusta sekarang dan untuk seterusnya tidak menipu atau berdusta lagi. Yang
suka mencuri barang-barang di kantor tidak lagi mencuri, yang suka bergosip
tidak lagi bergosip.
Kejadian
39:12, “Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf
sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku." Tetapi Yusuf meninggalkan
bajunya di tangan perempuan itu dan lari ke luar.”
Ketika kita diperhadapkan dalam situasi
yang menggoda – memberikan pilihan untuk melakukan dosa, satu-satunya tindakan
yang kita lakukan adalah LARI MENJAUH !! Bukan LARI MENDEKAT!!
Jangan seperti istri Lot yang
menoleh ke belakang ketika lari akhirnya menjadi tiang garam.
Jangan seperti Hawa yang tidak
lari ketika iblis mengatakan hal yang tidak sesuai dengan firman Tuhan.
Jangan seperti Adam yang tidak
menolak ajakan istrinya untuk memakan buah pengetahuan.
Jangan seperti Esau yang
kehilangan hak kesulungan hanya karena tidak dapat menahan lapar dan
merendahkan nilai hak kesulungan yang dimilikinya.
Yusuf selalu MOVE ON ketika
situasi demi situasi yang berubah sedemikian cepat, seperti peribahasa lolos
dari lubang singa masuk ke mulut buaya. Dia tidak down, tidak tenggelam dalam
kekecewaan, kepahitan, kegetiran hidupnya dan kemarahan maupun dendam pada
semua orang yang mencelakakannya mulai dari tindakan iri hati saudara-saudara
kandungnya, dari fitnahan istri potifar, dilupakan bertahun-tahun oleh teman
senasibnya Juru Minuman Firaun.
Bagaimana kalau kiranya Yusuf
tidak Move On? Dia bakal sakit hati, kecewa, dendam dan terus menerus kata-kata
makian, kutukan diperkatakan tiap hari dalam penjara, dalam pembuangan.
Sangatlah mungkin Yusuf tidak akan pernah mencapai Istana Raja bila dia tidak
mampu berdamai dengan dirinya dengan masa lalu nya dengan situasi yang
dialaminya.
Kita yang tidak dapat berdamai dengan
diri kita, maka kita pun akan selalu tidak tenang dan tidak dapat fokus dalam
segala hal.
I
Petrus 4:7,
“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu
kuasailah dirimu dan
jadilah
tenang, supaya kamu dapat berdoa.”
Dengan bersikap tenang, biasanya kita
dapat berpikir jernih, berpikir sehat dan dapat merancang segala tindakan
positif dalam menghadapi kesukaran, tekanan hidup, pergumulan berat sekalipun.
Kejadian
45:8, “Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku
ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi
Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah
Mesir.”
Apa yang akan terjadi kalau Yusuf
memilih dan melakukan keputusan untuk mengandalkan manusia misalnya mendekati
istri Potifar dengan tujuan untuk mencari keuntungan pribadi? Yang mungkin
terjadi adalah dosa menutupi dosa berantai yang terjadi akan mengisi hari demi
hari Yusuf. Namun Yusuf tetap taat pada firman dan mengandalkan Tuhan,
mengambil semua keputusan dan tindakannya yang tidak bertentangan dengan firman
Tuhan yang disembahnya.
Yeremia
17:5,
“Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang
yang mengandalkan
manusia,
yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari
pada
TUHAN!”
Kejadian
45:4-5, “Lalu kata Yusuf kepada
saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah
mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
45:5
Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena
kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh
aku mendahului kamu.”
Kejadian
45:15, “Yusuf mencium semua saudaranya
itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah
saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.”
Adakah di antara kita yang bisa
berjiwa besar bertindak, bersikap dan berkata-kata seperti yang dilakukan Yusuf
kepada saudara-saudara kandungnya yang pernah melakukan pengkhianatan terbesar
dalam hidupnya, membuat Yusuf seolah sedang mengalami mimpi buruk yang paling
mengerikan dibuang dari zona nyamannya, tidak dapat lagi bertemu dengan orang
tuanya, teman-teman dan sahabatnya, kehilangan semua milik kesayangannya. Lalu
diangkat dari lubang sumur memberi secercah harapan sesaat seolah
saudara-saudara kandungnya hanya sekedar mengerjai dia, namun tidak lama
kemudian dia dijual ke pedagang budak yang melintas dengan mata kepala sendiri
dia melihat saudaranya menerima uang dari si pedagang budak dan menyerahkan
dirinya untuk dirantai dan dimasukkan ke dalam kandang budak yang kehilangan
kebebasan dan masa depan yang tampak gelap sama sekali?
Mampukah kita menegur dengan
lembut orang-orang yang pernah menyakiti kita? Sambil mengatakan tanpa beban
bahwa Tuhan memiliki rencana indah ketika kamu menyakiti aku untuk memberikan
kesempatan untuk mempertemukan kita kembali dan saya dapat membantu kamu?
Sanggupkah kita memeluk – berjabat tangan erat pada orang yang telah menyakiti
kita?
YA KITA AKAN SANGGUP
MELAKUKANNYA karena tidak pernah membiarkan kecewa, sakit hati, dendam
menguasai dan merusak hati kita, dengan mengampuni dosa dan kesalahan orang yang
telah menyakiti kita.
TUHAN Yesus pun memberikan
teladan dengan mengampuni semua orang sekali lagi semua orang yang telah
mendakwa, memfitnah, menyiksa dan menyalibkanNya di atas kayu Salib!
Dan ketika dalam pelayanannya
sekitar 3 tahun di dunia, Tuhan Yesus telah mengajarkan DOA BAPA KAMI yang
dahsyat
Matius
6:12, “dan ampunilah kami akan kesalahan
kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;”
Ayat ini menegaskan bahwa kalau
kita mau Tuhan mengampuni semua dosa-dosa kita maka kita juga harus mengampuni
orang yang bersalah pada kita, Tuhan menerapkan azas timbal balik kepada
seluruh umatNya!!
Jadi ada 4 SIKAP HATI YANG WAJIB
DIMILIKI SEORANG KRISTEN untuk dapat mencapai KESELAMATAN KEKAL / SURGA yang
Tuhan janjikan :
1. MENJADI PELAKU
FIRMAN
2.
PENGUASAAN DIRI
3.
MENGANDALKAN TUHAN
4. MENGAMPUNI DOSA
& KESALAHAN ORANG LAIN
Yusuf dari SUMUR sampai ke ISTANA RAJA
Demikian juga kita:
SUMUR Masa Lalu ku SURGA
Destinasiku !!
Mari kita katakan bersama-sama,
mengatakannya dengan iman :
SUMUR Masa Lalu ku SURGA Destinasiku!!
SUMUR Masa Lalu ku SURGA
Destinasiku !!
SUMUR Masa Lalu ku SURGA
Destinasiku !!
Mari kita tinggalkan segala kepahitan, kekecewaan, dosa yang merintangi
kita di dalam “SUMUR”, KUBURKAN semuanya itu.
Kita Menatap Masa Depan dengan iman percaya kita bahwa Tuhan selalu
menyertai kita dan telah mempersiapkan rancangan masa depan kita yang penuh
dengan harapan.
Yeremia 29:11, “Sebab Aku
ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan
kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
Sekali lagi mari kita katakan bersama-sama, mengatakannya dengan iman :
SUMUR Masa Lalu ku SURGA
Destinasiku!!
SUMUR Masa Lalu ku SURGA Destinasiku !!
SUMUR Masa Lalu ku SURGA Destinasiku !!
Preacher by : ssr