Selamat Datang....Tuhan Memberkatimu...

Selamat Datang di Blog Rehobot Community
Kami berharap Bro en Sis akan mendapatkan banyak berkat dari tulisan-tulisan artikel rohani, kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya yang ditulis oleh admin dan rekan-rekan. teman, sahabat inter-denominasi dan ataupun dari para pembaca Buletin Rehobot Community.
Blog ini memfasilitasi publikasi : 1. Berbagai kumpulan Firman Tuhan, 2. Link video Ibadah Raya GBIS Bukit Karmel - Jl. Kebayoran Lama Raya, Jakarta Selatan dan Pos PI GBIS Bukit Karmel - Bumi Serpong Damai 3. Link video konten SenengnyangoFi 4. Dokumentasi foto-foto 5. Link Audio Firman Tuhan yang bisa Anda dengarkan setiap saat - Klik langsung dengarkan

Dengan rendah hati Blog Rehobot Community ini dapat menjadi berkat dan sumber inspirasi dan Referensi firman Tuhan/ Renungan bagi para sahabat terkasih Umat Tuhan yang rindu mengeksplorasi kebenaran demi kebenaran firman Tuhan serta menambah wawasan melalui kesaksian ataupun pengalaman hidup orang lain yang diberkati. Dan sebagai modifikasi informasi, juga dilampirkan cuplikan video singkat saat firman Tuhan disampaikan. Kami ucapkan terima kasih...

Bila Anda ingin memberikan ide / saran / masukan pada kami mengenai blog Rehobot Community, Anda dapat mengirim e-mail ke : rehobot.comm@gmail.com

Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan

Minggu, Maret 12, 2023

Yesus Sanggup Mempersatukan

Ibadah Raya GBIS BK - Minggu, 12 Maret 2023 

Apabila ada di antara kita yang hubungan orang tua dengan anak, suami dengan isteri, mungkin sudah lama tidak dipersatukan secara utuh tanpa adanya kesibukan pekerjaan, sibuk dengan hape sendiri.

Kesibukan-kesibukan seperti itu tanpa disadari semakin menjauhkan hubungan antar keluarga. 

Tuhan Yesus datang ke dunia ini untuk mempersatukan umat manusia.

Kesalahpahaman yang terjadi dalam hubungan antara anggota keluarga bisa terjadi pada siapapun dan dapat menyebabkan menjadi terpisah, namun ingatlah Tuhan Yesus datang ke dunia untuk mempersatukan kembali keintiman suami dengan isteri, orang tua dengan anak, gereja dengan umatNya.

Yesaya 9 :1&5

(Yes 9:2) (9-1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.

(Yes 9:6) (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Matius 4 : 17-22

  1. (Mat 4:17) Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
  2. (Mat 4:18) Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
  3. (Mat 4:19) Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."

I Korintus I : 16-17

  1. (1Kor 1:16) Juga keluarga Stefanus aku yang membaptisnya. Kecuali mereka aku tidak tahu, entahkah ada lagi orang yang aku baptis.
  2. (1Kor 1:17) Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia

Yesaya 9 : 1-4

  1. (Yes 9:2) (9-1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.
  2. (Yes 9:3) (9-2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.
  3. (Yes 9:4) (9-3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.
  4. (Yes 9:5) (9-4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.

  5. Yesus yang sanggup mempersatukan, bukan karena karena semata Tuhan tidak mau, tetapi ada yang memisahkan kita dengan Tuhan adalah kejahatan kita dan dosa kita!!

Yesaya 59 :1-2

  1. Yes 59:1) Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar;
  2. (Yes 59:2) tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Ayat-ayat yang tertera di atas dari Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama menegaskan tentang hal yang memisahkan kita dengan Allah. Sehingga mungkin kita berpikir apa yang harus kita lakukan untuk dapat dipersatukan dengan Tuhan!?

Hanya Yesus sebagai pemersatu keluarga, gereja.

Matius 4 : 17

(Mat 4:17) Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"

Yesus minta kita untuk BERTOBAT!! Kita yang sudah ditebus menjadi umat pilihan Tuhan, Dia yang menebus dan memilih kita.

Bertobat adalah meninggalkan hidup kita yang lama, sehingga Allah berkenan untuk melawat kita dan menjadikan kita ciptaan yang baru.

Walau kita sudah bertobat namun masih ada bagian-bagian yang tersimpan dari Allah !? Mari mengakulah di hadapan Tuhan hal-hal yang masih kita simpan dan tidak akui di hadapan Tuhan!!

"Tuhan inilah segala kejahatanku, dosa-dosaku.... ampunilah aku!" Inilah tindakan kita yang pertama supaya kita berkenan di hadapan Allah.

Hal kedua, Tuhan Yesus berkata kepada kita untuk mengikuti Dia dan menjadi penjala manusia.

Kita harus MENGIKUT YESUS! Menjadi keputusan kita pribadi untuk mengikut Yesus seumur hidup, susah ataupun senang!

Seperti lirik lagu "Mengikut Yesus Keputusanku ... ku tak ingkar!"

Tuhan mau kita mengikut Yesus bukan hanya untuk diri kita pribadi, melainkan untuk semua anggota lembaga keluarga, semua umat Tuhan dalam persekutuan gereja yang harus kita ajak dan persiapkan untuk mau mengikut Yesus seperti kita mengikut DIA. Doakan ... doakan mereka.

Tindakan terakhir tercatat pada I Korintus 1 : 10

(1Kor 1:10) Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

Firman Tuhan berkata agar jangan ada perpecahan, supaya erat bersatu dan sehati berpikir, agar suami isteri, orang tua dengan anak, antara jemaat Tuhan, Jemaat dengan Gembala supaya kita saling melayani, mengasihi dalam keadaan apapun, ketika sakit, dalam kesukaran kita saling mendoakan.

Jika Tuhan menginginkan mujizat terjadi terjadilah.

Seperti lirik lagu " Melayani.... melayani ... lebih sungguh!"

Tuhan lebih dulu melayani kepadaku

Melayani... melayani ... lebih sungguh.


Saya ajak saudara semua untuk mau saling melayani, Tuhan mau kita sehati sepikir, seia sekata!! 

Sehingga kita saling mengimpartansikan bagi siapapun yang sedang lemah dalam imannya supaya menjadi teguh di dalam Tuhan.





Preacherr : Pdt. Dr. Martin Lukas Winarto, MA, M.Th, D.Min, D.Ed

Written by : ssr






Sabtu, Desember 05, 2020

Berkat Kebahagiaan Keluarga

Khotbah Minggu, 29 Nvember 2020

Nats Alkitab : Mazmur 128 : 1 – 6

Tema : Berkat kebahagiaan Keluarga

“ Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunju  kan-Nya ( 1 ) .

Firman ini adalah Keluarga yang ditulis dan diprtuntukan bagi keluarga. Keluarga sangatlah penting di mata Allah. Karena Keluarga merupakan lembaga tertua yang dibentuk oleh Allah sendiri. Keluarga juga merupakan sel terkecil dari bagian masyarakat, bangsa, negara.  Walaupun Keluarga merupakan sel terkecil akan tetapi mempunyai peran yang sangat penting bagi  kemajuan pelayanan berbangsa dan bernegara. Dari bacaan Firman di atas ada beberapa hal penting bagaimana untuk bisa hidup bahagia bersama keluarga sesuai Firman Tuhan

1. Takut akan Tuhan adalah sumber kebahagiaan

    “Berbahagialah setiap orang yang takut akan Tuhan, yang hidup menurut jalan yang ditunjukan-Nya ( 1 ).Banyak orang Kristen mempunyai pola pikir yang keliru tentang arti takut akan Tuhan. Kebanyakan orang Kristen mendefinisikan takut akan Tuhan dengan ketaatan melakukan perintah Tuhan karena rasa takut akan hukuman. Padahal rasa takut akan Tuhan yang benar harus lahir karena hubungan bukan karena takut akan hukuman. Kekristenan bukanlah sebuah agama yang berisi sejumlah larangan dan perintah melainkan merupakan hubungan antara pencipta dan yang diciptakan; hubungan antara Bapa dan anak. Apa itu takut akan Tuhan “Permulaan Hikmat adalah takut akan Tuhan”( Maz 111:10a)Takut akan Tuhan ialah membenci kejahatan, benci kepada kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat dan mulut tipu muslihat”( Amsal 8:13). Secara Alkitabiah, takut akan Tuhan berbicara tentang kekuatan, kebesaran, otoritas dan kekudusan Tuhan. Takut akan Tuhan akan membawa kita lebih dekat pada Tuhan,  Lalu apa itu takut Tuhan, takut Tuhan adalah pribadi seseorang yang selalu dilanda rasa ketakutan karena perbuatan dosa yang selalu dilakukan sehingga takut menerima hukuman.***Bila kita memilih untuk hidup takut akan Tuhan maka kita akan memiliki kehidupan dan kebahagiaan yang sejati. Sedangkan bila kita memilih untuk tidak hidup takut akan Tuhan maka hidup kita akan penuh kemalangan dan kesengsaraan, terutama bila badai menggoncang kehidupan kita. Oleh sebab itu marilah kita mulai dari diri sendiri untuk menjadi Pribadi yang Tahut akan Tuhan, keluarga dan kemudian komunitas kita.

2. Berkat kebahagiaan bagi orang yang takut akan Tuhan Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan Tuhan”(4). Firman ini sejatinya diperuntukan bagi laki-laki kepala Keluarga atau suami (husband). Fungsi suami dalam keluarga sebagai nakoda kehidupan, sebagai figure contoh dan Idola bagi keluarga. Kalau suami takut akan Tuhan maka akan mendatangkan berkat yang luar biasa di dalam keluarga :

    Pertama, “memakan hasil jerih payah tanganmu”(2a). Bapak/Ibu,saudara, tidak semua orang di zaman ini dapat menikmati hasil jerih payahnya bekerja. Ada banyak alasan kenapa  mungkin hal itu disebabkan karena sakit, atau mungkin umurnya singkat di dunia . Namun melalui Nats ini mengungkapkan bahwa bagi seseorang suami  yang mempunyai hubungan baik dengan Tuhan, di dalam pekerjaan pasti akan menikmati hasil dari pekerjaannya dan  dapat kita kata kan bahwa kebahagiaan bukan ditentukan soal jenis dari pekerjaaannya yang utama tetapi kualitas hubungannya dengan Tuhan. Bila seseorang suami tidak mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan, maka jangan harap bahwa dia akan dapat menikmati hasil dari jerih payahnya. Matius 6:33 “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”.

    Kedua, “berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu”(2b) Nah, kesempatan menikmati hasil jerih payah adalah kebahagiaan itu sendiri. Kebahagiaan yang mungkin tidak dimiliki oleh semua orang. Kata “berbahagia” bukan sedang berbicara kekayaan yang melimpah tetapi berkecukupan dan baik keadaannya. Artinya, apa yang dinikmati itu benar-benar berkat yang datangnya dari Tuhan , sehinga kita dapat menikmati dengan sukacita dan penuh ucapan syukur. Oleh karena itu Bapak/ibu, sekali lagi bukan apa yang kita dapatkan yang menjadi prioritas tetapi apakah kita mendapatkannya dalam sikap takut akan Tuhan. Ukuran kebaha giaan kita bukanlah harta, tetapi sukacita dalam iman percaya kepada Tuhan .Kalau memang itu, maka rahasianya adalah Takut akan Tuhan.

    Ketiga, “Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu” (ay.3). Dampak yang terjadi dari seorang suami atau kepala keluarga  yang takut akan Tuhan. Bukan hanya terlihat dari apa yang dinikmati, tetapi isterinya pun akan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan. Pohon anggur, pohon yang lemah dan mudah patah. Namun bila pohon anggur itu dipelihara dengan baik, dan carang-carangnya diikatkan pada dinding rumah, sehingga terlindung dari angin dan disiram dengan teratur, maka akan menghasilkan Anggur yang terbaik Seorang suami yang takut akan Tuhan, maka isterinya pun akan menjadi berkat  kebahagiaan karena  menyenangkan hati suaminya sehingga suasana keluarga menjadi  damai dan nyaman. Seorang suami haruslah menjadi contoh teladan bagi isterinya, terutama dalam sikap takut akan Tuhan”

    Keempat, “anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu!” (.3). Anak-anak dari seorang ayah yang takut akan Tuhan, digambarkan seperti tunas pohon zaitun. Itu berarti yang mudah berkembang dan memberikan minyak pada waktunya Tunas itu tidak akan jauh dari pohonnya, tetapi dekat dan menyatu dengan pohonnya. Ada ungkapan “buah tidak jauh dari pohonnya “menggambarkan bagaimana seorang ayah berperilaku dan bersikap, anak-anaknya juga akan mirip dengan tindakan ayahnya. Maka kalau seorang ayah adalah orang yang tidak takut akan Tuhan, maka anaknya pun juga akan mencerminkan sikap dan perilaku yang sama..

Bapak/ibu-saudara, keluarga akan harmonis apabila kepala keluarga mampu menjadi imam*, yang menjadikan istrinya seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahnya, dan anak-anaknya seperti tunas pohon zaitun yang akan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, hendaklah kita menjadi orang-orang yang takut akan Tuhan, serta berjalan menurut jalan yang ditunjukkanNya.

3. Berkat diberikan bagi pribadi yang setia beribadah” Kiranya Tuhan memberkati engkau dari Sion (5a) Bapak/ Ibu saudara rakyat Palestina sangat mencintai kota Yesrusalem. Di kota Yeru salem ada sebuah kota kecil yang bernama Sion dan Sion inilah melambangkan Gereja. Orang yang takut akan Tuhan sudah pasti akan setia beribadah dan datang ke Gereja. Tetapi orang yang datang ke Gereja belum tentu takut akan Tuhan. Allah bukanlah manusia sehingga Ia berdusta dan bukan anak manusia sehingga Ia menyesal, masakan Ia berfirman dan tidak mela kukannya atau berbicara dan tidak melasanakannya. Sebagai imbal balik atas kesetiaan dan ketaatan kita dalam menjalin hubungan melalui ibadah maka Tuhan menganugrahkan berkat yang luar biasa kepada kita berupa ;

    Pertama: Mendapat kebahagiaan seumur hidup “supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu” (5). Tuhan akan mencurahkan berkat-Nya atas rumah tangga yang selalu mau menjaga kebenaran hidupnya di hadapan Tuhan, sehingga kebahagiaan sejati akan menjadi bagian dalam kehidupan keluarga. Dan bisa menyaksikan kebahagiaan di dalam keluarga yang takut akan Tuhan “seumur hidup”. Kata seumur hidup menyatakan bahwa Tuhan selalu menyertai kehidupan keluarga kita , dan itu akan dirasakannya sampai akhir hidup kita, bahkan menyaksikan dan melihat perbuatan tangan Tuhan yang begitu ajaib.

Kedua : Diberkati umur panjang “Dan melihat anak-anak dari anak-anakmu! Damai sejahtera atas Israel” (6). Kalau seseorang sudah sampai kepada tahap mempunyai cucu, berarti panjang umur dan lanjut usia. Bapak,Ibu saudara,kalau masih ada kesempatan dapat melihat cucu yang diberikan  Tuhan bagi kita, itu merupakan suatu  anugrah yang luar biasa. ( Kesaksian )

Oleh sebab itu marilah  Bapak.Ibu ,saudara-semua jadikanlah kehidupan ini penuh makna sehingga berkat dan kebahagiaan, menjadi bagian kehidupan keluarga kita, sekali lagi kunci rahasianya adalah Takut Akan Tuhan.  Tuhan Yesus Memberkati

 

Gembala Jemaat : Pdt. Agus Octavianus

 

Selasa, Juni 30, 2020

Tantangan Keluarga di Zaman Now


Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan oran akan menjadi dingin  ( Matius 24 : 12 )

Keadaan akhir zaman pada saat ini sedang terjadi bertambahnya kedurhakaan dan kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin. Di setiap zaman, keluarga memiliki pergumulan dan tantangan yang berbeda-beda . pergumulan dan  tantangan keluarga pada Zaman Now ini tentu jauh lebih kompleks. Kalau kita tidak siap  menghadapi tantangan, maka tantangan itu justru akan menghancurkan keluarga kita. Tantangan apakah yang akan dihadapi oleh keluarga Kristen pada Zaman Now ?

 1 . Kemudahan mendapatkan informasi

Pada saat ini kita sedang berada pada zaman informasi terbuka di mana tidak ada lagi batasan untuk bisa menerima informasi. Dan pada masa sekarang kita sangat mudah untuk mengakses dan mendapatkan informasi tentang apa saja baik melalui buku, televisi, radio, internet dan media sosial lainnya. Namun sayang tidak semua informasi yang disajikan itu benar, positif dan membangun, tetapi banyak juga informasi yang salah, negatif dan menyesatkan  Adapun dampak dari kemajuan teknologi informasi itu, membuat anak dan orang tua, seolah makhluk dari dua abad yang hidup dalam satu rumah. Gap teknologi, gap generasi,  membuat enggan dan kesulitan berkomunikasi. Anak menganggap orang tua kuno atau bodoh dan akhirnya perilaku anak menjadi suka melawan dan mudah memberontak terhadap orang tua. Suka atau tidak suka, siap atau tidak siap tantangan ini menghampiri semua keluarga di Zaman Now. Itulah sebabnya dibutuhkan hikmat dan hati yang bijaksana untuk bisa menyaring semua informasi yang datang kepada keluarga kita. Jikalau tidak hati-hati maka keluarga kita akan terpapar hal hal negatif sehingga tidak sedikit keluarga yang menjadi hancur.

2 . Pertumbuhan Iman

Perkembangan dunia yang sangat modern membuat orang semakin rasional mengandalkan kekuatan dan kepintarannya. Apalagi di kalangan generasi milenial zaman now yang sangat akrab dengan teknologi, mereka bisa menemukan jawaban dari semua pertanyaan apapun. Dan kebanyakan anak generasi milenial semakin sekuler, semakin hedonis, semakin atheis, jika percaya Tuhan, tidak lagi mengutamakan ibadah dan juga tidak terlalu meyakini hal itu berpengaruh langsung dalam hidup sehari-hari. Hal ini membuat mereka merasa tidak butuh Tuhan. Itulah sebabnya hal-hal rohani kurang menarik perhatian mereka. Fakta ini tentunya mendatangkan tantangan tersendiri untuk keluarga Kristen di Zaman Now.
Apalagi jika orang tuanya kurang takut kepada Tuhan, maka bisa dipastikan keluarga ini akan menjadi keluarga yang tidak mengalami pertumbuhan iman.  Karenanya menjadi tantangan bagi semua orang tua di zaman now untuk selalu mengandalkan Tuhan dan sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan serta mengalami pertumbuhan iman yang pada akhirnya para orang tua mampu mewariskan iman kepada anak-anak mereka.

3 .  Membangun Relasi Yang Sehat

Tuntutan hidup di Zaman Now memaksa keluarga untuk menjadi sibuk dengan urusan masing-masing. Orang tua sibuk dengan urusannya, begitu juga anak-anak sibuk dengan kegiatannya. Sadar atau tidak kesibukan masing-masing anggota keluarga membuat hilangnya waktu berkualitas untuk keluarga yang pada akhirnya akan mengganggu relasi atau hubungan antar anggota keluarga. Kita juga menyadari dunia yang kita huni sekarang ini sedang mengalami perlompatan perkembangan teknologi informasi. Dan salah satu perkembangan teknologi yang sangat mempengaruhi keluarga adalah Smartphone. Sehingga membuat orang tua dan anak sama-sama sibuk, sibuk bekerja, pelayanan, sekolah dan kecanduan gadget inilah yang semakin memperparah komunikasi. Apalagi saat ini kita sedang berada pada generasi Z  di mana masing masing anggota keluarga akan lebih mengutamakan Smartphonenya. Dan kalau hal ini tidak disadari maka akan bisa merusak relasi antara anggota keluarga. Karena itu perlu adanya konmitmen pada waktu jam keluarga, maka tidak boleh bermain Smartphone. Dengan demikian komunikasi bisa terjalin sehingga relasi yang sehat antar anggota keluarga bisa terbangun. Haleluya
Sebagai kesimpulan : Di tengah perkembangan dunia yang begitu pesat maka keluarga Kristen di Zaman Now harus kembali kepada Alkitab dan membangun keluarga sesuai dengan prinsip-prinsip Firman Tuhan. Dan Prinsip-prinsip Firman Tuhan untuk keluarga Kristen tetap sama baik pada masa keluarga Adam maupun sampai sekarang pada masa keluarga di Zaman Now. Tuhan Yesus Memberkati.


Gembala Jemaat : Pdt. Agus Octavianus

Senin, Juni 22, 2020

Dampak dan Pengaruh Keluarga yang Kuat


"Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga permintaan mereka akan dikabulkan oleh Bapa-Ku di Sorga. Sebab di mana  ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Ku disitu Aku ada di tengah- tengah mereka “ ( Matius 18 : 19-20 )
Tantangan  yang  dihadapi oleh keluarga saat ini semakin berat dibandingkan dengan beberapa dekade yang lalu. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bila tidak disikapi dengan baik, bukan membangun komunikasi yang lebih baik, tetapi justru menjauhkan dan menghancurkan komunikasi dalam keluarga. Keluarga yang lemah akan digilas oleh bebagai tantangan yang menarik, tetapi keluarga yang kuat akan punya dampak dan pengaruh yang besar, bukan hanya bagi keluarga itu sendiri, tetapi berpengaruh bagi komunitasnya. Bagaimana agar kita menjadi keluarga yang bisa berdampak bagi komunitas yang lain..
1. Keluarga yang sehati

“Dan lagi Aku berkata kepadamu, jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga permintaan mereka akan dikabulkan oleh Bapa-Ku di Sorga. Sebab di mana  ada dua atau tiga orang berkumpul dalam nama Ku disitu Aku ada di tengah- tengah mereka “ ( Matius 18 : 19-20 ) 

Mengapa keluaga yang kuat bisa sehati ? Karena setiap pasangan suami-istri sebagai inti keluarga memang berbeda. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, baik sifat karakter, cara berpikir, hobi, kebiasaan-kebiasaan, itulah keluarga, asam di gunung garam di laut, bertemu dalam satu belanga itulah sayur asem yang diibaratkan sebagai suatu keluaga. Bila perbedaan dipertentangkan mustahil mereka dapat menjadi sehati. Tetapi keluarga yang kuat dapat menerima dan mensinergikan perbedaan tersebut, sehingga mereka dapat sehati. Sehati bukan berarti harus menjadi sama, tetapi sehati dapat menerima semua perbedaan termasuk kekurangan dan kelebihan pasangan kita sebagai satu kekuatan. Setiap anak-anak kita juga memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Namun bila orang tua sehati, maka sangat mudah bagi anak untuk sehati dan rukun dengan saudaranya, juga dengan orang tuanya, karena anak melihat contoh orang tuanya yang sehati. Bila keluarga sehati, maka doa-doa kita dijawab oleh Bapa di Sorga.

2 . Keluarga yang dapat saling mengampuni 

“dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di  Sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu yang di Sorga, juga tidak akan mengampuni kesalahanmu”  (Matius 6 : 12, 14-15 ) 

Seiring dengan berjalannnya waktu dalam mengarungi kehidupan pernikahan, ada kalanya kita kecewa, sakit hati bahkan terluka, bisa saja terjadi. Bapak-Ibu pribadi  yang  paling  berpotensi melukai hati kita adalah orang yang paling kita cintai, berarti  dalam  keluarga  yaitu suami-istri dan anak.  Mengapa demikian ? 
Karena mereka tinggal  bersama. Bilamana beberapa  pribadi tinggal bersama dalam jangka waktu yang lama, perbedaan pendapat, mis-komunikasi, kesukaan yang berbeda, bahkan visi yang berbeda, hal – hal itulah yang dapat memicu konflik. Tetapi keluarga yang kuat, mereka akan dapat saling mengampuni, menerima setiap anggota keluarga dengan kelebihan dan kekurangannya. Keluarga  yang  kuat selalu menerapkan Firman Tuhan dalam Efesus 4 : 26 yang mengatakan:” Apabila  kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu “ keluarga yang kuat bilamana ada salah paham, sakit hati, konflik,dll, mereka segera dengan secepat mungkin membereskannya. Pribadi yang dapat mengampuni adalah pribadi yang kuat, dan pribadi yang tidak dapat mengampuni adalah pribadi yang lemah.     



3 . Keluarga yang siap menghadapi Badai

Keluarga yang harmonis, bahagia dan yang kuat bukan berarti bebas tanpa masalah, tantangan tetap ada, tetapi atas anugrah Tuhan, mereka dapat mengatasi setiap masalah, bahkan badai sebesar apapun mereka dapat keluar sebagai pemenang, Bahkan lebih dari pemenang. Badai yang melanda keluarga hari-hari terakhir ini ialah spirit dunia. Dunia dewasa ini mengukur kesuksesan, selalu diukur dengan materi yang dimiliki. Semakin  banyak materi yang dimiliki,dianggap semakin sukses, tanpa mempermasalahkan dari mana asalnya. Namun Alkitab menjelaskan kesuksesan adalah bila kita mengerti kehendak Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan ini. Sama seperti Nuh ( Kej 6 : 22 ) dan Adam ( Kej 12 : 4 ). Mereka sukses di hadapan Tuhan, karena mereka melakukan kehendak Tuhan. Badai social media, hedonism dan LGBT, saat ini sedang melanda kehidupan manusia, tetapi keluarga yang kuat akan siap menghadapi badai, dengan menggunakan sosmed untuk membangun komunikasi yang benar. Keluarga yang kuat walaupun diberkati secara materi, mereka masih terbeban  menggunakannya untuk kemuliaan  Tuhan, bukan hanya untuk kesenangan pribadi. Menghormati dan menghargai kedaulatan Sang Pencipta merupakan hal yang sangat penting bagi setiap keluarga.

4 . Keluarga yang menggenapi rencana Allah.  

Keluarga, Allah ciptakan sebagai mitra kerjanya untuk beranak cucu, memenuhi bumi dan menaklukkan dan menguasainya ( Kej 1: 28, 2: 15 ) Berarti setiap keluarga memiliki tugas dan tanggung jawab yang telah disiapkan oleh Allah. Tugas ini merupakan mandat sebagai hak istimewa yang Allah berikan pada manusia. Karena itu setiap keluarga yang kuat menyadari fungsinya dan menjalankannya, sehingga dunia melihat melalui keluarga, ada satu hubungan indah seperti hubungan Kristus dengan jemaatNya melalui setiap keluarga ( Ef 5 : 32 ). Nuh ( Kej 6 : 9-21 ) Adam ( Kej 12 : 1-9 ) Petrus ( Luk 5 : 1-11 ) adalah contoh keluarga yang kuat dan menggenapi rencana Allah melalui keluarga mereka. Puji Tuhan sebagai kesimpulan ada 4 hal dampak dan pengaruh keluarga yang kuat!
1. Keluarga yang sehati. 
2. Keluarga yang siap mengampuni. 
3. Keluarga yang siap menghadapi badai 
4. Keluarga yang menggenapi rencana Allah..Tuhan Yesus Memberkati

Gembala Jemaat : Pdt. Agus Octavianus 

Senin, Juni 15, 2020

Ciri-ciri Keluarga yang kuat


Bacaan Firman : Yosua 24 : 15, Matius 19 : 5 – 6, Roma 12 : 10, Efesus 4 : 32, Kolose 4: 6
"Dan Firman-Nya : Sebab itu laki laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia " (Matius 19 : 5 – 6 )
Banyak orang tidak menyadari bahwa yang paling penting dalam hidup ini adalah hubungan. Orang boleh saja kaya raya mempunyai harta yang bergelimang melimpah, orang boleh saja mempunyai jabatan yang tinggi, namun jika tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang lain khususnya hubungan di dalam keluarganya, maka orang tersebut tidak akan pernah merasakan apa arti sebuah kebahagiaan.
Jika kita memiliki keluarga yang kuat, maka keluarga akan memberikan kita sukacita terbesar dalam hidup. Keluarga yang kuat tidak otomatis terjadi dengan sendirinya, namun diperlukan upaya yang terbaik untuk mewujudkannya itulah proses. Kita biasanya berjuang dengan sekuat tenaga untuk mendapatkan kedudukan yang lebih baik dalam pekerjaan kita, tetapi apakah kita mempunyai daya juang yang tinggi untuk membangun keluarga yang kuat. Dan berikut adalah cirri-ciri keluarga yang kuat :
1 . Keluarga yang mengasihi Tuhan Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan ( Yos 24 : 15 ) “ Keluarga yang kuat selalu menempatkan Tuhan di tempat yang utama dan pertama. Tuhan adalah satu-satunya dasar yang bisa menjamin hidup kita , rumah kita, pernikahan kita dan keluarga kita terhadap gelombang pasang yang tidak terelakan.  Kita perlu selalu menyadari bahwa mengasihi Tuhan sebagai sesuatu yang penting dalam menun jang  keharmonisan dan kebahagiaan keluarga. Kedekatan kita dengan Sang Pencipta akan membentuk  kepribadian kita sehingga akan memperoleh ketenangan jiwa, emosi, cinta dan kasih sayang. Sebab kondisi rohani yang baik akan memampukan anggota keluarga untuk menjalani kehidupan yang membawa berkat. Teruslah berdoa, renungkanlah firman Tuhan, pergilah ke gereja, tetaplah melayani dan izinkan Roh Kudus berbicara dan memimpin kita, karena semua itu akan membangun keluarga yang kuat.
2 . Keluarga yang saling mengasihi “ Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni , sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu “ ( Ef 4 : 32 ) Kasih selalu memberi  energi  positif yang dahsyat dalam hidup keluarga. Dengan saling mengasihi akan menyempurnakan kehrmonisan dan kebahagiaan masing-masing anggota keluarga. Keluarga yang kuat tidak mungkin terwujud jika tidak ada kasih.  Pada dasarnya semua manusia membutuhkan penerimaan, penghargaan dan kasih yang tidak bersyarat. Jika hubungan tanpa kasih itu disebut “memanfaatkan”. Kasih bukan untuk dipendam, tetapi diekspresikan . Dan untuk mengekspresikan kasih tersebut, perlu memahami bahasa kasih dari anggota keluarga kita. Apa bahasa kasih itu, Kata-kata yang menguatkan. Waktu berkualitas, Pemberian Hadiah, tindakan melayani, atau sentuhan fisik. Keluarga yang kuat dibangun di atas ikatan kasih yang kuat di antara anggota keluarganya.
3 . Keluarga yang saling berkomunikasi  Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, sebagaimana kamu harus member jawab kepada setiap orang “ ( Kolose 4 : 6 ) Komunikasi merupakan pilar utama dalam membina hubungan keluarga. Keluarga yang kuat selalu mengedepankan komunikasi dalam mengatasi permasalahan maupun pengambilan keputusan keputusan penting . Kesatuan dibangun lewat kasih yang dinyatakan dalam komunikasi yang positif dan waktu bersama, karena komunikasi yang tidak lancar sering kali menimbulkan prasangka dan kecurigaan yang berlebihan, sehingga memicu hubungan yang tidak harmonis. Kita perlu meneguhkan kasih kita dengan mengungkapkan gagasan, pendapat maupun perasaan. Pasangan dan anak kita perlu mnedengar , “Aku mengasihimu”Komunikasi yang konstruktif akan membentuk keluarga yang kuat.
4 . Keluarga yang saling menghormati “ Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului  dalam memberi hormat” ( Roma 12 : 10 ). Memberi hormat bukan karena budaya tertentu, namun karena pemahaman yang benar tentang pribadi orang lain menurut kaca mata Tuhan Penciptanya. Kita menghormati anggota keluarga kita karena mereka adalah pribadi-pribadi yang berharga dan mulia di mata Tuhan. Peran keluarga dalam menciptakan budaya saling menghormati ini sangat penting, mengingat keluarga adalah tempat pertama di mana setiap pribadi di dalamnya akan terbentuk. Pada dasarnya setiap orang ingin dihormati, begitu pun diri kita sendiri. Oleh karena itu, cobalah menghormati anggota keluarga lainnya, sama seperti anda ingin dihormati oleh mereka. Tunjukkanlah rasa hormat dengan menghargai hak anggota keluarga, saling bertegur sapa, menjadi pendengar yang baik dan menghargai privasi anggota keluarga. Dengan kita menhormati orang tua, pasangan, dan anak-anak, kita sedang membangun keluarga yang kuat.
5 . Keluarga yang saling memegang konmitmen. Dan Firman-Nya : Sebab itu laki laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia  (Matius 19 : 5 – 6 ). Pada saat pertama kali membangun sebuah keluarga, masing-masing individu memiliki niat untuk membentuk, mem pertahankan dan memelihara pernikahan . Inilah ”komitmen” Keluarga yang kuat dibangun atas dasar komitmen yang kuat. Keluarga yang kuat tidak terlepas dari berbagai kesulitan, perbedaan pendapat, cobaan dan kesusahan sama seperti keluarga lain . Mereka juga mengalami kekhawatiran. Mereka juga mengalami kehilangan kerja dan tidak mendapat pekerjaan yang baru. Mereka bergumul untuk memenuhi kebutuhan. Anak-anak dan orang tua terkadang bersebrangan pendapat, berbantah-bantahan dan adu mulut. Landasan agar pernikahan tetap langgeng, kita harus memahami bahwa pernikahan adalah sebuah perjanjian ( Covenant ) olehnya kita harus tetap komitmen.
Kita harus ingat, bahwa Iblis akan selalu berusaha memecah-belah untuk menghancurkan keluarga. Tapi, komitmen membuat mereka tidak menyerah terhadap satu sama lain ketika situasi tidak menyenangkan, atau ketika satu pihak mengecewakan atau mendukakan hati pasangannya. Sebab mereka mempunyai dedikasi yang tidak tergoyahkan terhadap satu sama lain-suatu konmitmen untuk tetap bersama-baik dalam suka maupun duka. “ Sering kali kehidupan tidak berjalan semulus seperti apa yang kita harapkan, tetapi kalau tetap ada komitmen itulah yang akan menolong untuk tetap maju terus walaupun melalui masa-masa sulit, kita akan tetap menjadi pasangan yang solid, itulah salah satu ciri keluarga yang kuat. Tuhan Yesus Memberkati. 
Gembala Jemaat : Pdt. Agus Octavianus

Selasa, Juni 09, 2020

Membangun Keluarga yang Kuat

Khotbah, Munggu 07 Juni 2020
Nats Firman : ( Kej 1 : 26 – 28, Kej 2 : 18, Ef 5 : 32, 2 Tim 5: 8 )

"Tetapi jika ada seseorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi
rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak  beriman. (1 Tim 5:8)

Dalam dunia modern seperti sekarang lebih banyak orang hidup berkeluarga mengabaikan prinsip kebenaran Firman Tuhan, sebagai pedoman hidup berkeluarga. Mereka cenderung lebih mengutamakan kemudahan dan kenikmatan hidup masing masing. Banyak dari mereka tidak memerlukan komitmen lagi, mereka sepakat untuk hidup bersama tanpa komitmen, hidup tanpa mengindahkan fungsi dan peran masing masing sesuai dengan tujuan keluarga.
Menurut Alkitab ( Kej 1 : 26 – 28, Kej 2 : 18, Ef 5 : 32, 2 Tim 5: 8  ) keluarga dibentuk atas inisiatif Allah untuk melaksanakan rencana dan tujuan Allah, Tuhan menciptakan keluarga sebagai pondasi kehidupan manusia. Allah menciptakan keluarga manusia untuk membangun Kerajaan-Nya dan menyatakan kemuliaan-Nya. Gambar Allah tercermin dalam ciptaan-Nya yang unik yaitu pria dan wanita ( Kej 1 : 26 ). Pernikahan dan keluarga adalah gambar dari kasih dan kesetiaan perjanjian Allah ( Ef 5 : 32 ). Dan melalui berkat-berkatNya maka anak anak, umat Allah dapat memenuhi bumi dengan penyembahan dan kemuliaan Allah. ( Kej 1 : 28 )
Hari-hari ini keluarga telah diserang terus menerus oleh setan. Apapun yang Tuhan sukai, setan membenci. Apapun yang ingin Tuhan bangun, setan berusaha untuk menghancurkannya.
Kehidupan keluarga yang bertentangan dengan rancangan Allah akan mengalami konflik dalam keluarga yang berkepanjangan sehingga keluarganya tidak sejahtera. Apa yang dapat kita lakukan untuk melindungi keluarga kita dari tekanan ? Dan bagaimana kita dapat membangun unit keluarga yang kuat dan kokoh. 

Ada empat pondasi yang mutlak diperlukan : 
- Menjadi orang Kristen yang kuat ( dewasa.) 
- Mewujudkan pernikahan yang stabil  dan tangguh.
- Mrngupayakan relasi yang sehat antara anggota keluarga. 
- Membangun ikatan yang kokoh antara orang tua dan anak. 

Bagaimana mewujudkan keluarga yang kuat dan utuh saat ini ?

1 . Menjalin hubungan yang kuat dan penuh kasih
Hubungan yang penuh kasih antara anggota keluarga adalah pondasi bangunan keluarga yang penting. Dengan hubungan yang sehat dan berkomitmen, seluruh keluarga dilindungi dan diperkuat . Ketika tantangan keluarga muncul , keluarga yang kuat akan bekerja bersama untuk menanggung atau menyelesaikan masalah. Pondasi yang kuat adalah kasih. Dan Alkitab menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang tidak terpancing, tidak berpikir jahat, tidak iri, tetap bersukacita dalam kebenaran dan menanggung segala sesuatu ( 1 Kor 13 : 4,7 ). Agar dapat saling mengasihi maka suami, istri, orang tua harus bertumbuh menjadi orang Kristen yang dewasa
Keluarga yang penuh kasih berbagi dalam segala hal, termasuk mimpi, harapan, harta. Ingatan senyum,, cemberut, sukses dan gagal itu memberikan  perlindungan dari badai, keluarga berfungsi menjadi pelabuhan yang bersahabat ketika gelombang kehidupan menjadi terlalu liar
Sehingga tidak ada anggota keluarga ysng perlu merasa sendirian.

2 . Menjadi keluarga yang tangguh
Kita ingat kata kata yang abadi dari Wilson Churchil, ”Kita akan bergelut di pantai, kita akan bergelut di darat, kita akan bergelut di ladang dan di jalan-jalan, kita akan juga bergelut di bukit. Kedengarannya persis seperti liburan keluarga kami“. Keluarga yang penuh kasih dan punya komitmen menjadikan tangguh, dan keluarga yang tangguh akan bekerja bersama untuk” bangkit kembali” dari masalah yang mungkin dapat menghancurkan keluarga. Dan keluarga tersebut diilhami oleh uraian rasul Paulus tentang ketahanan orang Kristen abad pertama yang menghadapi krisis“ 
Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit, kami habis akal namun tidak putus asa, kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa” (2 Kor 4 : 8-9). Paulus dan orang-orang Kristen yang setia ini mengandalkan Allah untuk kekuatan dan bantuan demi menanggung cobaan.

3 . Kekuuatan berdasarkan keteladanan
Ikatan yang kuat di antara anggota keluarga dapat meningkatkan pengaruh keteladanan yang positif. Paulus memuji anggota keluarga Timotius atas teladan positif mereka” Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus iklas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu ( 2 Tim 1: 5 ). Alkitab juga  mencatat contoh-contoh ikatan kuat yang dapat dikembangkan.
Ambil contoh Ruth dan Naomi. Ruth menikahi putra Naomi tetapi kemudian dia meninggal. Dia memiliki kesempatan untuk kembali ke bangsanya sendiri dan mencari suami lain, tetapi sebaliknya Ruth memilih untuk tetap menjadi bagian dari warisan suaminya dengan tetap tinggal bersama ibu mertuanya Naomi. Ruth melihat sesuatu dalam diri Naomi dan Allah Naomi memancingnya untuk berkata, “Tetapi kata Ruth, "Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau, sebab ke mana engkau pergi , ke situ juga aku pergi dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam, bangsamulah bangsaku dan Allahmullah Allahku, di mana engkau mati, akupun mati di sana, dan di sanalah aku dikuburkan."
Beginilah kiranya Tuhan menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jikalau sesuatu apa pun memisahkan aku dari engkau, selain dari pada maut”( Rut 1: 16-17 ). Tuhan ingin dalam keluarga kita mengembangkan ikatan kesetiaan dan kasih keluarga yang kuat. Dia ingin kita berbagi mimpi, harapan, harta dan kenangan sebagai kelauarga di hadapan-Nya. Dia ingin kita membangun keluarga yang kuat dan beribadah serta menghormati Dia sebagai unit keluarga.
Dan sebagai suatu kesimpulan, untuk mewujudkan keluarga yang  kuat dan kokoh yang memenuhi kehendak dan rancangan Allah, diperlukan kedewasaan rohani. Karena hanya orang Kristen yang dewasa rohani yang sanggup mewujudkan pernikahan yang stabil dan tangguh. Dan berdasarkan ketangguhan itulah kita dapat membangun relasi yang sehat antara anggota  keluarga sehingga dapat tercipta hubungan yang harmonis antara suami-istri, orang tua dan  anak . Itulah salah satu bentuk keluarga yang kokoh dan kuat. Tuhan Yesus Memberkati

Gembala Jemaat : Pdt. Agus Octavianus