Khotbah Minggu, 07 Feb2021
Bacaan Alkitab Efesus 4 : 21 – 32
Hanya orang Kristen
yang mengenakan kemanusiaan baru yang berasal dari Kristus, yang dapat menjadi
manusia baru. Manusia baru terdiri dari jiwa dan tubuh yang ada di dalam
kemanusiaan baru. Kemanusiaan di dalam Kristus adalah kemanusiaan Adam yang
diperbaharui oleh Kristus dengan jalan Yesus mati di kayu salib, dikubur, dan
bangkit dari kematian dengan tujuan untuk menyediakan suatu wadah baru yag
disebut kemanusiaan baru. Dan untuk dapat mencapai ke arah manusia baru
tentunya harus ada pembaruan secara rohani.
Apa itu pembaruan
menurut Perjanjian Baru. Pembaruan adalah kelahiran kembali atau kelahiran
baru. Kelahiran baru adalah kelahiran
rohani dan kudus di mana kita dihidupkan secara rohani karena Kristus sudah
menebus semua dosa-dosa melalui kematian dan KebangkitanNya sehingga kita
diperbaharui melalui Kristus. Pembaruan adalah perubahan yang sangat drastis.
Sama halnya ketika kita lahir secara jasmani, kita menjadi individu baru di
bumi, begitu juga ketika kita mengalami kelahiran rohani kita menjadi individu
di sorga ( Efs 2 : 6 ). Setelah menjadi manusia baru kita mulai dapat melihat,
mendengar hal hal yang bersifat Illahi, mulai hidup dalam iman dan kekudusan
dan memberi keleluasaan kepada Kristus untuk menjadi penguasa tunggal di dalam
hati dan hidup kita. Kasih Allah yang besar, kasih karunia-Nya, kemurahan dan
belas kasih-Nya yang berlimpah serta
Kuasa Allah yang dasyat itulah yang membuat kita mengalami kelahiran kembali.
Kedagingan manusia berdosa tidak dapat
bertahan di hadirat Allah itulah sebabnya perlu adanya pembaruan.
Pembaruan adalah sesuatu yang dikaryakan Allah di dalam kita
ketika kita diselamatkan bersama pemateraian Roh Kudus dalam hidup kita ( Ef 1
: 13 – 14 ) dan pembaruan terjadi di kala Allah menghidupkan seseorang secara
rohani.
Di dalam Ef 4 : 21 – 32 Rasul Paulus dengan jelas memberikan gambaran bahwa di dunia orang-orang yang belum percaya, ada tiga persoalan yang cenderung sangat berbahaya. Yang pertama ia melihat bahwa hati manusia begitu kerasnya seperti batu, sehingga mereka sama sekali tidak sadar kalau mereka itu berdosa. Yang kedua ia juga melihat bahwa dosa begitu menguasai kehidupan manusia, sehingga manusia tidak kenal malu dan sopan santun. Yang ketiga ia juga melihat manusia itu sangat tergantung pada hawa nafsu, sehingga ia tidak peduli pada orang lain, yang penting nafsunya terpuaskan.
Demikian juga dalam
kehidupan orang percaya ada tuntutan
perubahan dalam
Arti menuju yang lebih
baik dan positif. Perubahan yang menyangkut seluruh kehidupan memang sulit,
tetapi Rasul Paulus mengingatkan setiap orang percaya harus ada pembaruan dalam
tiga hal :
1 . Hidup Dalam Pembaharuan ” Supaya kamu dibaharui dalam roh dan pikiran“(23). Dalam ayat ini diawali dengan kata supaya, ini jelas bahwa Rasul Paulus melalui ayat ini sedang memberi suatu tuntunan, himbauan bahkan harapan kepada orang-orang yang belum mengenal Allah, dengan pemikiran yang sia-sia, pengertiannya gelap, jauh dari persekutuan dengan Allah, bodoh karena kedegilan hati mereka, perasaannya tumpul sehingga menyerahkan kepada hawa nafsu dan segala macam kecemaran. ( 17-19 ). Penolakan terha dap Firman Allah dianggap sebagai suatu kebenaran dan kepercayaan mereka beralih kepada filsafat-filsafat modern yang sesungguhnya suatu langkah yang sedang menuju kepada kegelapan dan kebinasaan ***
Pada dasarnya manusia
adalah mahluk yang sulit untuk berubah, padahal perubahan menuju pembaharuan
adalah sesuatu hal yang sangat baik ***
Mengapa seseoarang
sulit untuk mengalami perubahan, karena biasanya orang sudah merasa nyaman dan
terlalu puas dengan keadaan saat ini. Kalau kita mau menyadari kebenaran semu
menghendaki begitu-begitu saja, namun kebe naran sejati menghendaki kita berubah
sedemikian rupa. Orang yang belajar mengenal Kristus berarti dia mempunyai
hubungan yang erat dengan Kristus : sehingga hari lepas ke sehari ia dapat
mengenal Dia lebih baik dan mengalami
perubahan dan pembaharuan dalam hidupnya dengan luar biasa.
2 . Hdup dalam Kebenaran dan Kekudusan” Karena
itu buanglah dusta dan ber katalah benar seorang kepada yang lain, karena kita
adalah sesama anggota” (25) Semua
itu nyata dilihat oleh Paulus, oleh karena itu melalui surat ini ia menghimbau
kepada orang-orang percaya, “Tanggalkanlah cara hidupmu yang lama sama seperti
engkau meninggalkan baju tuamu; berpakaianlah dengan cara yang baru;
tanggalkan segala dosamu dan kenakan kebena ran dan kesucian/kekudusan yang
Allah berikan kepadamu” Itulah yang Rasul Paulus pesankan agar kita tetap bisa
menjaga kekudusan dan Kebenaran sejati.
Artinya ketika ada sesuatu
yang digarap di dalam diri kita secara baik dan teraplikasi secara baik pula
serta adanya perubahan kehidupan yang berproses terus-menerus sebagai bukti
kita adalah manusia baru yang sedang diubah oleh Tuhan menuju kepada Kebenaran
dan Kekudusan.
Pada saat manusia lama masih bercokol dalam diri seseorang, maka ia merasa senang kalau lawannya gagal atau celaka, namun ketika sudah diubahkan oleh Tuhan dan menjadi manusia baru dan hidup dalam Kebenaran dan Kekudusan itu sudah lain, karena Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi musuh, inilah konsep orang percaya yang telah hidup dalam Kebenaran dan Kekudusan
3 . Hidup dalam Perubahan ( 25 – 32 )
Sebelum bertobat, roh
dan pemikiran kita masih dikuasai si jahat, sehingga tidak ada yang baik di
dalam pemikiran kita, termasuk orang-orang disekitar kita. Curiga, takut
dirugikan, takut disakiti, takut dilukai selalu menhantui seseorang. Karena
dia sendiri memang suka melakukan hal itu kepada orang lain.
Tetapi pada saat
pikiran kita mulai memahami Firman Tuhan, maka pikiran kita lambat laun
diperbaharui oleh Roh Kudus, dan pembaruan ini membawa kita pada perubahan.
Hidup manusia selalu berputar , dari kehidupan yang lama menjadi kehidupan yang
baru, tadinya tidak nyaman menjadi nyaman. Tetapi lebih esensial adalah
kehidupan yang tadinya hal yang biasa menjadi luar biasa.
Peraturan, ketentuan, kebiasaan lama, sudah tidak lagi bisa digunakan karena sudah tidak relefan dan bermanfaat. Dalam setiap roda kehidupan manusia terjadinya perubahan adalah hal yang biasa. Rasul Paulus menjelaskan dalam Efesus 4 : 25-32 bahwa cara berpikir manusia pun harus berubah. Manusia pada umumnya sulit untuk berubah dalam hidupnya, terutama perubahan yang drastis. Dan hambatan terbesar yang membuat manusia sulit berubah karena terlalu sering membandingkan kehidupan kita dengan orang lain.
Lalu bagaimana kita
mampu menerima perubahan dalam hidup kita :
·
Perubahan hidup adalah suatu
keharusan ( Mat 9:17) artinya jika kita tidak berubah maka hidup kita tidak akan berkembang dan
maksimal untuk menerima barkat yang baru. Dan kuncinya adalah kita harus memiliki paradigma baru.
·
Perubahan hidup menuntut suatu tekad
untuk meninggalkan hidup yang lama ( Ef 1 : 4) perubahan hanya akan terjadi ketika
kita melangkah kelu ar dari zone nyaman. Karena Tuhan telah memilih dan
menetapkan hal terbaik bahkan lebih dari yang kita pikirkan, tetapi jika kita
tidak pernah melangkah untuk meraihnya, maka kita tidak akan pernah dapatkan
hal ini.
·
Perubahan hidup dapat terjadi jika
kita jadikan Yesus Kristus sebagai penguasa tunggal dalam hidup kita ( Roma 6 :
16 ) Perubahan hidup
yang sesungguhnya bukanlah bersifat sementara, tetapi terus menerus. Perubahan
yang terus menerus hanya akan terjadi jika hidup kita dikuasai dan dipimpin
oleh Kristus, artinya kita sedang menundukkan hati kepada Tuhan dan membiarkan
kehendak Tuhan yang memimpin hidup kita.
Dari uraian diatas
sebagai orang percaya, kita harus mau berusaha untuk bisa memperoleh predikat
manusia baru. Tentunya dengan harapan agar ketika Yesus datang yang kedua kali
dan menjemput umat-Nya di awan yang
permai kita berada dalam kelompok umat itu. Amien. Tuhan Yesus Memberkati.
Gembala Jemaat : Pdt.
Agus Octavianus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar