Selamat Datang....Tuhan Memberkatimu...

Selamat Datang di Blog Rehobot Community
Kami berharap Bro en Sis akan mendapatkan banyak berkat dari tulisan-tulisan artikel rohani, kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya yang ditulis oleh admin dan rekan-rekan. teman, sahabat inter-denominasi dan ataupun dari para pembaca Buletin Rehobot Community.
Blog ini memfasilitasi publikasi : 1. Berbagai kumpulan Firman Tuhan, 2. Link video Ibadah Raya GBIS Bukit Karmel - Jl. Kebayoran Lama Raya, Jakarta Selatan dan Pos PI GBIS Bukit Karmel - Bumi Serpong Damai 3. Link video konten SenengnyangoFi 4. Dokumentasi foto-foto 5. Link Audio Firman Tuhan yang bisa Anda dengarkan setiap saat - Klik langsung dengarkan

Dengan rendah hati Blog Rehobot Community ini dapat menjadi berkat dan sumber inspirasi dan Referensi firman Tuhan/ Renungan bagi para sahabat terkasih Umat Tuhan yang rindu mengeksplorasi kebenaran demi kebenaran firman Tuhan serta menambah wawasan melalui kesaksian ataupun pengalaman hidup orang lain yang diberkati. Dan sebagai modifikasi informasi, juga dilampirkan cuplikan video singkat saat firman Tuhan disampaikan. Kami ucapkan terima kasih...

Bila Anda ingin memberikan ide / saran / masukan pada kami mengenai blog Rehobot Community, Anda dapat mengirim e-mail ke : rehobot.comm@gmail.com

Tampilkan postingan dengan label blessing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label blessing. Tampilkan semua postingan

Selasa, Agustus 10, 2010

True Love


Firman Tuhan berkata, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Matius 22;37-39)
Mudahkan!! Untuk dapat mengikuti Tuhan!?
Memang, untuk hanya mengucapkan ayat-ayat firman Tuhan tersebut adalah suatu hal yang mudah sekali. Namun bagaimana dalam prakteknya dalam kehidupan kita sehari-hari?
Adalah mudah untuk mengatakan aku mengasihi Tuhan Allah, namun mampukah kita mengatakan hal yang sama di hadapan orang yang telah menyakiti kita?!
Adalah mudah menerima Tuhan untuk masuk ke dalam hati kita, namun mampukah kita membuka hati kita bagi orang lain tanpa kecuali?!
Adalah mudah mengucapkan janji-janji indah di hadapan Tuhan, namun mampukah kita merealisasikan janji-janji tersebut kepada orang lain?!
Penulis sekitar lebih dari 1 minggu yang lalu, belajar untuk mau mengasihi sesama kita manusia. Ada seorang rekan yang menginformasikan bahwa ada saudara seiman yang sedang kesulitan untuk membiayai kuliah di Sekolah Tinggi Theologia, oleh karena sponsor nya sudah tidak lagi memberikan dukungan biaya kuliahnya, sehingga saudara ini dan beberapa mahasiswa lainnya yang juga dibiayai sponsor ini menjadi seperti terlantar.
Penulis kemudian berkomitmen untuk menyerahkan sebagian pendapatan hasil kerjanya untuk diberikan pada saudara tersebut, sekitar Rp. 1.200.000,- sebuah jumlah yang cukup untuk membiayai kuliah untuk 1 semester ke depan.
Bukan soal seberapa besar jumlah uang/ tenaga/waktu yang dapat kita berikan, namun ketulusan kita untuk mau membantu sesama kita manusia. Tidak perlu ada rasa curiga, akan apakah orang tersebut sedang menipu kita, yang jelas bahwa apapun alasannya, orang tersebut sedang membutuhkannya.
Itulah kasih tanpa syarat yang Tuhan Yesus telah berikan teladan pada kita, DIA tahu persis bahwa Yudas Iskariot akan mengkhianatinya, namun DIA tetap menerimanya sebagai muridNya, mengasihinya, mempercayainya.
So… apa respon kita?!

Author : admin, Agustus 2010

Kamis, Juni 17, 2010

Blessed to bless


Dalam kehidupan bermasyarakat kita mengenal ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita temui, baik itu perbedaan warna kulit, perbedaan budaya, perbedaan gaya hidup, perbedaan keyakinan, perbedaan tingkat ekonomi dan lain sebagainya.
Posting saat ini berkaitan erat dengan adanya kesenjangan yang cukup ekstrim antara yang kaya dan yang miskin, dan inilah realita yang terjadi di sekitar kita.
Sering kita melihat pengemis, pemulung, para pedagang kaki lima yang terus mendorong gerobaknya keliling keluar masuk gang menjajakan dagangannya dengan keuntungan 500 – sekian ribu rupiah saja, bekerja ataupun menanti seharian.
Sebuah gambaran ironis dan tragis… bahkan kalo mo jujur, kita pasti hanya bisa merasa kasihan namun tidak tahu harus berbuat apa, dengan sedemikian banyak kemiskinan yang terjadi di sekitar kita.
Melalui posting ini, penulis hendak mengajak banyak dari kita untuk tidak perlu mencari siapa yang salah dan harus disalahkan, apakah pemerintah yang harus disalahkan karena masih banyak orang miskin yang berkeliaran?! Atau karena para konglomerat yang tidak mau menyisihkan sebagian hartanya untuk membantu orang-orang miskin tersebut?!
Tidak…tidak… bukan itu yang dikehendaki Tuhan, mungkin kita masih ingat dengan firman di Kitab Kejadian, bahwa Tuhan telah menciptakan segala sesuatu indah dan sempurna termasuk kita umat manusia. Tuhan memberkati semua ciptaanNya dan memandang baik semuanya. Namun karena kejatuhan manusia ke dalam dosa keturunan, sehingga kutuk kesusahan, kesulitan mengikuti dalam setiap keturunan umat manusia. Namun sejak Kristus lahir dan hidup di dunia, ada sebuah pengajaran dan rahasia yang dibukakan bagi kita seluruh umat yang dikasihiNya. Bahwa kutuk kesusahan ataupun kesulitan dapat dipatahkan selain terlebih dulu menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, namun kita juga harus ‘bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu.’
Bagaimana caranya? Bila kita memiliki berkat lebih, entah itu uang/dana, atau baju, modal barang, makanan dan lain sebagainya, alangkah baik dan indahnya bila kita membaginya kepada saudara-saudari kita sesama manusia yang lebih memerlukannya.
Untuk membantu orang yang membutuhkan pertolongan kita, tidak perlu menunggu kita harus menjadi seorang konglomerat atau pengusaha sukses, namun cukup dengan apa yang kita punyai saat ini, dan dengan tulus kita memberikannya untuk membantu sesama kita, jadilah seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus mengenai persembahan si janda miskin dan persembahan si orang kaya.
Kita adalah ‘janda yang miskin’ itu, karena kita memberi dengan apa yang kita punyai, kita menjadi saudara bagi orang-orang miskin tersebut.
Sehingga berkat Tuhan tetap mengalir dan mengalir dan kita lah saluran berkat tersebut yang selalu siap senantiasa mengalirkan dan mengarahkan pada orang-orang yang sedang memerlukan pertolongan kita. Bila kita semua menjadi pelaku Firman, bukanlah suatu hal yang mustahil semua manusia di muka bumi ini akan dapat berkata.. miskin? Lupa tuh....!

written by : admin, Juni 2010