Selamat Datang....Tuhan Memberkatimu...

Selamat Datang di Blog Rehobot Community
Kami berharap Bro en Sis akan mendapatkan banyak berkat dari tulisan-tulisan artikel rohani, kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya yang ditulis oleh admin dan rekan-rekan. teman, sahabat inter-denominasi dan ataupun dari para pembaca Buletin Rehobot Community.
Blog ini memfasilitasi publikasi : 1. Berbagai kumpulan Firman Tuhan, 2. Link video Ibadah Raya GBIS Bukit Karmel - Jl. Kebayoran Lama Raya, Jakarta Selatan dan Pos PI GBIS Bukit Karmel - Bumi Serpong Damai 3. Link video konten SenengnyangoFi 4. Dokumentasi foto-foto 5. Link Audio Firman Tuhan yang bisa Anda dengarkan setiap saat - Klik langsung dengarkan

Dengan rendah hati Blog Rehobot Community ini dapat menjadi berkat dan sumber inspirasi dan Referensi firman Tuhan/ Renungan bagi para sahabat terkasih Umat Tuhan yang rindu mengeksplorasi kebenaran demi kebenaran firman Tuhan serta menambah wawasan melalui kesaksian ataupun pengalaman hidup orang lain yang diberkati. Dan sebagai modifikasi informasi, juga dilampirkan cuplikan video singkat saat firman Tuhan disampaikan. Kami ucapkan terima kasih...

Bila Anda ingin memberikan ide / saran / masukan pada kami mengenai blog Rehobot Community, Anda dapat mengirim e-mail ke : rehobot.comm@gmail.com

Tampilkan postingan dengan label sikap hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sikap hati. Tampilkan semua postingan

Minggu, September 01, 2019

Sikap Hati yang Sejati


Mari kita baca Amsal 23:26, "Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku, biarlah matamu senang dengan jalan-jalanku."
Orang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah, pasti akan memberikan hatinya untuk Tuhan, itulah yang dikehendaki Allah.
Di jaman sekarang, orang mudah sekali mengatakan saya mengasihimu tanpa sungguh-sungguh dalam mengucapkannya.
Sebab orang yang sungguh-sungguh mengasihi pasti akan konsisten dan melakukan apa yang dikatakannya dengan melakukan apa yang Tuhan perintahkan pada kita.
Dengan kita menjadi orang yang berintegritas dan konsisten baik dalam perkataan maupun perbuatan, maka orang-orang di sekitarnya akan melihat sikap hidupnya yang positif dan menjadi contoh/teladan dan bukti menunjukkan sebagai seorang Kristen yang sejati.

Dalam Kisah Para Rasul pasal 3, menggambarkan dan mencerminkan sikap hati yang sungguh-sungguh dari kehidupan jemaat mula-mula, persekutuan bersama, menjual harta benda untuk dipersembahkan bagi gereja dan pelayanannya.
Mari kita merenungkan pada diri kita apa kita benar-benar mengasihi Tuhan? Benarkah kita sudah mempersembahkan hati kita? Dengan bercermin pada sikap hidup jemaat mula-mula.

Ketika kita berkata kita mengasihi Allah, berarti seluruh otoritas/ aspek kehidupan kita, kita berikan pada Allah, apa saja aspek kehidupan kita ? Keuangan, pendidikan, usaha, keluarga dan seluruhnyaaaaa!!!
Tuhan Yesus sudah mati di kayu salib untuk kita semua, DIA hanya meminta hati kita untuk diberikan padanya.

Ada 3 sikap hati yang dikehendaki Tuhan pada kita :

1.  Hati yang dijaga dari segala keinginan daging. Segala sesuatu yang tidak melanggar firman Allah, Menjaga dari segala keinginan daging bukan berarti kita tidak menggunakan hal-hal yang duniawi, uang, kekayaan, mobil, perhiasan dan lain sebagainya, selama kita masih hidup di dunia ini memang kita masih menggunakan semuanya itu untuk aktivitas kita, namun jangan sampai kita menjadi terikat, dan dikuasai oleh semuanya itu menjadi pembatas/penghalang antara kita dengan Tuhan.
Dalam Galatia 5 : 17, "Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging -- karena keduanya bertentangan -- sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki."
Hati yang tidak berkompromi dengan dunia
Ibrani 10 : 25, "Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."
Sikap hati yang bertekun membaca Taurat Tuhan.

2. Hati yang suka memuji dan memuliakan Tuhan
Mazmur 103 : 1-2, "Dari Daud. Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
Hati yang tidak pernah kecewa, tidak pernah berkeluh kesah, mengejek orang lain.

3. Hati yang dipenuhi keinginan dan kemauan untuk memberikan persembahan dan ucapan syukur kepada Allah.
Seperti pemazmur yang sering berkata kepada Tuhan dengan apa aku bisa membalas kebaikanMu??
Timbul ada perasaan untuk mau memberikan persembahan dan ucapan syukur kepada Allah atas segala kebaikan dan berkat yang Tuhan berikan dalam hidup kita.
I Samuel 1 : 24-25, Hana memperoleh belas kasihan Tuhan dengan memberikan ucapan syukur kepada Tuhan.
Lukas 6 : 38, "Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu."
Memberi itu bukan suatu ukuran melainkan memberi dari dasar hati kepada Tuhan, talenta/ keahlian/ tenaga/ waktu/ harta dan lain sebagainya.
Mari kita mau lakukan ini untuk kemuliaan Tuhan!!


Preacher : Pdt. Dr. Johanes Sugeng, MSc.
Written by : ssr

Minggu, Januari 20, 2019

Memaknai Penyertaan Allah dengan Benar

Kita sering melihat akidah asing yang mengatakan, "Tuhan kita menyertai."
Ungkapan kata "Allah Menyertai", di dalam Alkitab disebut sekitar 106 kali.
Mari kita buka kitab Ibrani 13 : 5, "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Penyertaan Tuhan terlihat nyata saat di dalam perjalanan bangsa Israel, di mana ada penyertaan Allah dalam tiang awan di siang hari dan tiang api di malam hari. Setiap saat Tuhan selalu menyertai bangsa Israel.
Ketika kita mengalami masalah demi masalah apakah Tuhan meninggalkan kita? Allah pernah berfirman, "Aku sekali-kali tidak akan meninggalkanmu."
Allah tetapi tidak akan pernah meninggalkan kita dan dia selalu menyertai kita. Walaupun bangsa Israel setiap saat disertai Tuhan, melihat banyak keajaiban yang Tuhan lakukan namun tetap bersungut-sungut.
Masalahnya, sekalipun kita tahu bahwa Tuhan menyertai kita, ketika masalah datang kita tetap bersungut-sungut seperti bangsa Israel.

Hal pertama, penyertaan Allah bukan berarti kita tidak akan pernah mempunyai masalah!!
Mari kita buka Hakim-hakim 6 : 13, "Jawab Gideon kepada-Nya: "Ah, tuanku, jika TUHAN menyertai kami, mengapa semuanya ini menimpa kami? Di manakah segala perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib yang diceritakan oleh nenek moyang kami kepada kami, ketika mereka berkata: Bukankah TUHAN telah menuntun kita keluar dari Mesir? Tetapi sekarang TUHAN membuang kami dan menyerahkan kami ke dalam cengkeraman orang Midian."
Gideon mempertanyakan jika Tuhan menyertai mereka mengapa masalah/kesukaran menimpa mereka??!
Bangsa Israel mengalami masalah demi masalah karena meninggalkan Allah, dan Allah tetap menolong bangsa Israel. Jadi penyertaan Tuhan terjadi namun masalah akan tetap ada.
Allah menyertai Yusuf, tetapi difitnah oleh istri Potifar, Allah menyertai Yusuf tetapi Yusuf dijebloskan dalam penjara.
Masalah membuat kita semakin dewasa secara rohani.
Begitu halnya yang dialami Musa yang selama 40 tahun pertama dengan statusnya sebagai putra Firaun namun dia bukan siapa-siapa, 40 tahun kedua dia adalah tidak ada apa-apanya. 40 tahun berikutnya adalah Tuhan adalah segalanya, Musa mengalami proses pembentukan yang begitu indah.

Tantangan masalah yang kita hadapi harus menjadi aroma Kristus yang memberikan kekuatan dan membentuk kita menjadi kuat secara rohani.
Seperti halnya bubuk kopi yang dimasukkan ke dalam air panas, menjadi larut dan menghasilkan aroma yang wangi.
Janganlah menjadi seperti telur dan kentang yang ketika dimasukkan ke dalam air panas, telur akan menjadi keras yang memiliki makna orang yang menjadi semakin keras ketika menghadapi masalah. Begitu pula kentang yang dimasukkan ke dalam air panas, menjadi lembek/lunak, menggambarkan orang yang menjadi lembek ketika menghadapi masalah.

Hal kedua, penyertaan Allah tidak membuat segalanya menjadi mudah.
Jangan berpikir penyertaan Allah membuat segalanya menjadi lebih mudah. Banyak kesaksian para hamba Tuhan, seperti penginjil David Livingstone yang malah mengalami penderitaan demi penderitaan dalam pelayanan penginjilan di Afrika.
Kita melihat bagaimana kehidupan Rasul Paulus yang hidupnya tidak menjadi lebih mudah, mari kita buka II Korintus 11 : 23-27,"Apakah mereka pelayan Kristus? -- aku berkata seperti orang gila -- aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian,"
Ini Rasul Paulus loh yang disertai Tuhan, mengalami banyak masalah dan kesulitan!! Seorang Rasul yang begitu hebat mengalami hidup yang tidak mudah dan mengalami bahaya, namun Tuhanlah yang memberi kekuatan sehingga Rasul Paulus sanggup menghadapi segala hal. Bahkan diancam dari orang seiman sendiri. Oleh karena itu jangan heran/ kaget ketika masalah besar justru datang atau disebabkan dari saudara seiman sendiri.
Yusuf yang mengalami pengkhianatan dari saudara-saudaranya sendiri yang berusaha mencelakai dan menjual nya menjadi budak, namun Tuhan menyertai Yusuf dengan diberi kekuatan untuk menghadapi semua masalah besar yang datang silih berganti dan tidak membuat Yusuf menjadi putus asa.
Tuhanlah yang memberi Anugerah dan kekuatan bagi kita untuk menghadapi semua.

Hal ketiga, penyertaan Allah berarti Allah selalu ada untuk menolong kita.
Mari kita lihat Ibrani 13 : 6, "Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata: "Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
Mari kita buka II Tawarikh 28 : 21-23, "Walaupun Ahas merampas barang-barang dari rumah TUHAN, dari rumah raja dan dari rumah-rumah para pemimpin dan menyerahkan semua itu kepada raja negeri Asyur, namun perbuatannya itu tidak menguntungkan dia. Dalam keadaan terdesak itu raja Ahas ini, malah semakin berubah setia terhadap TUHAN. Ia mempersembahkan korban kepada para allah orang Damsyik yang telah mengalahkan dia. Pikirnya: "Yang membantu raja-raja orang Aram adalah para allah mereka; kepada merekalah aku akan mempersembahkan korban, supaya mereka membantu aku juga." Tetapi allah-allah itulah yang menjadi sebab keruntuhan bagi dia dan bersama-sama dengan dia bagi seluruh Israel."
Kalau kita berdoa kepada Tuhan dan tidak dijawab, janganlah kita lari ke penolong yang lain. Tidak sedikit umat Tuhan yang mengalami doanya tidak dijawab, lalu lari ke orang pinter/ dukun. Mereka tidak menyadari keberadaan Tuhan dalam kehidupan kita, dan kita mesti sabar menunggu pertolongan Tuhan menurut waktunya Tuhan, bukan waktunya kita!!
Demikian pula halnya peristiwa Lazarus yang sakit dan meninggal, lalu Tuhan Yesus baru datang 3 hari setelah kematian, orang melihat seharusnya pertolongan Tuhan datang pada waktu Lazarus sakit.
Namun Tuhan bekerja pada saat Lazarus meninggal dan tahu waktunya yang terbaik.
Jangan kita seperti raja Ahas yang ketika menghadapi tekanan masalah besar, dia malah lari ke ilah-ilah bangsa lain.

Kalau kita percaya penyertaan Tuhan tidak membebaskan kita dari masalah, tidak mempermudah permasalah yang ada dan menunggu penyertaan Tuhan.






Preacher : Pdt. Clay, S.E, M.Th.
written by : ssr

Jumat, Mei 18, 2012

It's Your Own Decision !


Pagi ini sehari sebelum artikel ini diposting, merupakan hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus, penulis bersama keluarga mengikuti ibadah pagi di Jakarta. Saat ibadah dimulai sampai beberapa lagu pujian pembukaan, penulis merasakan perasaan berat, tidak semangat, bahkan sampai berpikiran bahwa lagu-lagu yang dinyanyikan Song Leader tampak tidak bersemangat. Namun di sisi lain, penulis memperhatikan banyak jemaat di sekeliling tampak bersukacita, menari, memuji Tuhan dengan sepenuh hati.
Lalu dimanakah kesalahannya? Apayang menyebabkan penulis merasa sangat berat??
Apakah penulis tidak mempersiapkan diri dengan baik sebelum pergi menuju gereja utk ibadah? Ataukah penulis sedang memiliki beban pikiran? Kayaknya tidak. Ataukah jemaat-jemaat yang tampaknya memuji Tuhan dengan penuh sukacita itu sebenarnya sedang berpura-pura menggunakan ‘topeng’ ekspresi/ pribadi malaikat di gereja?

Setelah beberapa waktu kemudian, penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Sebenarnya dari situasi yang penulis alami, semuanya kembali kepada diri kita sendiri, menjadi keputusan pribadi kita - apakah kita akan tetap berdiam dalam situasi yang melemahkan dan mematahkan semangat kita? Atau kita berkeputusan untuk melakukan tindakan, menggerakkan langkah kita untuk berjalan keluar dari situasi tersebut.
Sebab ada firman Tuhan yang berkata pada kitab Amsal  17:22, “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”

Ya, Sesungguhnya Tuhan sudah menyediakan OBAT YANG MANJUR, dan Obat itu sudah ada di dalam diri kita masing-masing. Segala sesuatu dalam kehidupan ini tergantung dari diri kita sendiri, lebih tepat diistilahkan sebagai SIKAP HATI, apakah kita mau tetap mengasihani diri kita, atau bertindak untuk bangkit dan membangun diri kita.
Tuhan adalah setia dan selalu menanti kita, DIA sabar menanti kita, kapan kita mau taat dan berjalan menurut kehendakNya. Kapan kita mau bangkit keluar dari luka batin, kepahitan kita, kekecewaan kita, untuk 'berjalan' menuju pribadi Tuhan Yesus yang mampu menyembuhkan segala luka hati dan menghibur kita yang kecewa.
Ya, semuanya tegantung pada keputusan kita sendiri.
Kita mau sukses?! Maka kita harus mau belajar, bekerja keras dan fokus pada tujuan kita.
Kita mau bahagia dan penuh sukacita?! Ubahlah cara kita memandang / mindset kita, bukan lingkungan yang harus berubah supaya kita bahagia, namun kitalah yang harus berubah untuk melihat segala sesuatunya secara sederhana. Tuhan sudah menciptakan dan menyediakan semua keperluan kita menurut kekayaan dan kemuliaanNya.
Sekali lagi, 'IT'S YOUR OWN DECISION!'                                                                               (ssr2012)