Selamat Datang....Tuhan Memberkatimu...

Selamat Datang di Blog Rehobot Community
Kami berharap Bro en Sis akan mendapatkan banyak berkat dari tulisan-tulisan artikel rohani, kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya yang ditulis oleh admin dan rekan-rekan. teman, sahabat inter-denominasi dan ataupun dari para pembaca Buletin Rehobot Community.
Blog ini memfasilitasi publikasi : 1. Berbagai kumpulan Firman Tuhan, 2. Link video Ibadah Raya GBIS Bukit Karmel - Jl. Kebayoran Lama Raya, Jakarta Selatan dan Pos PI GBIS Bukit Karmel - Bumi Serpong Damai 3. Link video konten SenengnyangoFi 4. Dokumentasi foto-foto 5. Link Audio Firman Tuhan yang bisa Anda dengarkan setiap saat - Klik langsung dengarkan

Dengan rendah hati Blog Rehobot Community ini dapat menjadi berkat dan sumber inspirasi dan Referensi firman Tuhan/ Renungan bagi para sahabat terkasih Umat Tuhan yang rindu mengeksplorasi kebenaran demi kebenaran firman Tuhan serta menambah wawasan melalui kesaksian ataupun pengalaman hidup orang lain yang diberkati. Dan sebagai modifikasi informasi, juga dilampirkan cuplikan video singkat saat firman Tuhan disampaikan. Kami ucapkan terima kasih...

Bila Anda ingin memberikan ide / saran / masukan pada kami mengenai blog Rehobot Community, Anda dapat mengirim e-mail ke : rehobot.comm@gmail.com

Tampilkan postingan dengan label introspeksi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label introspeksi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, Desember 10, 2016

Introspeksi Diri Sendiri

Penyangkalan Diri/ Saling Mengakui Dosa untuk mencapai pemulihan hubungan persaudaraan, kekeluargaan, persahabatan.
Seringkali tidak sedikit dari kita yang senang mengeluarkan komentar-komentar maupun mengirimkan pesan-pesan/ bisa berupa gambar ilustrasi ataupun kata-kata bijak kepada teman-teman di Grup WA/BBM/media sosial lainnya. Terkadang ada teman yang merasa tersinggung dengan postingan tersebut.
Dunia di mana kita hidup sudah dipenuhi oleh umat manusia, hampir di seluruh tempat di permukaan bumi kita ini, mari kita baca  Kejadian 1:28, "Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."

Ada alasannya Allah memerintahkan manusia untuk berkembang biak memenuhi dunia ini.
"Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya."  (Amsal 27:17) Selama kita masih hidup di dunia, setiap saat kita akan berpotensi 'bergesekan' dengan orang lain, bisa melalui sikap/bahasa tubuh (cara memandang spt menantang, curiga, sinis, bersikap arogan), perkataan, tulisan, komentar, keputusan-keputusan, media sosial dsb, dll, dst.
Kalau mau disederhanakan keputusan untuk kita bertindak ekstrim spt marah, walk out, membenci, dendam terhadap sesama kita tersebut, kembali pada diri kita sendiri.

Mari kita baca Filipi 2:3,  "dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;"
Dalam hal komunitas umat Tuhan pun kita sebaiknya selalu positif thinking, bisa jadi segala nasehat, maupun teguran yang ada atau dicetuskan oleh saudara/saudari seiman kita tidak lain dan tidak bukan adalah untuk kebaikan kita untuk saling membentuk, melengkapi.
"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;" (Mazmur 37:23)

Dan jangan sampai bila ada di antara kita yang merasa hidupnya tenang-tenang saja, tidak ada permasalahan, pergumulan, teguran atau lainnya, apakah jangan-jangan kita sedang menuju kebinasaan akibat terlalu nyaman hidup menurut kehendak kita sebab ada tertulis, "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."  (Ibrani 12:6)


Dengan demikian setiap pergumulan, kesusahan, gesekan, kesukaran yang terjadi kita tetap mengucap syukur dan melihatnya dengan mata iman sebagai bagian dari perjalanan pengalaman hidup yang sedang dan terus dibentuk Tuhan agar kita hidup dalam rencana indah Tuhan.

Jumat, Juni 15, 2012

Look Inside

Tuhan Yesus pernah berkata dan tercatat dalam firman Tuhan, pada Lukas  16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."
Mengingat akan perkataan Yesus tersebut, penulis sering memperhatikan orang-orang di sekitar penulis.

Dunia mendefinisikan seorang yang sukses adalah orang yang kaya, mapan, berpenghasilan besar, punya rumah mewah, mobil banyak, dan semuanya yang berhubungan dengan materi.

Namun penulis memiliki pemikiran yang berbeda, bahwa yang disebut orang sukses adalah orang selalu berhasil mengatasi dan menyelesaikan sebagian besar masalah / pekerjaan dengan baik.

Ada 3 sifat dasar manusia yang penulis sering jumpai yang sangat berpotensi menghalangi kita untuk menjadi sukses, antara lain :

1. Sering ceroboh, seorang staf laki-laki cleaning service di tempat kerja, ia memiliki sifat ceroboh, mulai dari sering kehilangan surat/ dokumen yang harus difotocopy, sampai ke handphone dan kunci motor. Seorang yang bagi dirinya saja sering kehilangan dan tidak bertanggungjawab pada apa yang dimilikinya, bagaimana mungkin dia mampu bertanggungjawab terhadap sesuatu yang lebih besar?

2. Melarikan diri dari beban hidup, penulis saat ini sedang membina seorang pasien Schizophrenia, ketika ia dihadapkan pada konsekuensi bahwa ia datang terlambat dalam melakukan tugasnya, manifestasi yang muncul adalah matanya mendelik dan kelopak mata berulang kali menutup dan membuka mata seperti kayak mau bermanifestasi kesurupan, namun penulis segera menegurnya bahwa tidak pantas bersikap demikian ketika ada orang yang sedang berbicara padanya dan harus belajar berani menerima dan menghadapi kenyataan, tidak boleh lari dari kenyataan dengan bersikap seperti orang mau kesurupan.

3. Sering menyalahkan orang lain dan mengadu. Seorang staf perempuan, yang sering kali melihat dirinya bahwa seolah-olah dirinyalah yang paling berat bekerja dan berjasa, sehingga tidak jarang melaporkan ke penulis bahwa staf yang lain males datang pagi sehingga dirinyalah yang terpaksa melakukan semua tugas-tugas temannya.



Adakah di antara kita yang memiliki sifat seperti 3 pribadi di atas??

Penulis hendak mengajak para rekan sahabat Rehobot bahwa hidup itu Tuhan ijinkan kita eksis dan berada di dunia ini tak lain dan tak bukan adalah untuk hidup secara maksimal yang dapat kita lakukan, menjadi berkat bagi orang di sekitar atau dunia di manapun kita berada, melakukan segala sesuatunya seperti untuk Tuhan, serta senantiasa memancarkan kasih Tuhan baik dalam sikap, tindakan, perkataan maupun pemikiran kita sehingga nama Tuhan Yesus Kristus Rajalah yang kelihatan dan dimuliakan!!

Kamis, November 24, 2011

Learn to Respect

Adalah sebuah kebanggan bagi kita ketika masyarakat ataupun pemimpin bangsa/ negara lain memuji kebesaran, keindahan, kekayaan dan kemakmuran negara kita. Orang asing bisa memuji bahkan menghargai negara kita.
Dalam UUD 1945 mengatur dan menetapkan tentang lambang negara, bahasa persatuan dan bendera merah putih sekalipun.
Namun amat sangat disayangkan apabila contoh dan teladan untuk menghargai sebuah simbol lambang negara terabaikan, dalam hal ini admin temukan di suatu ruang di kantor milik pemda  dijumpai sehelai bendera tampak lusuh diletakkan begitu saja bagaikan seonggok barang bekas di meja kosong. Sedangkan pada saat itu sedang banyak warga yang menunggu mendapatkan pelayanan publik.
Bagaimana pemerintah bisa menuntut warga negaranya untuk menghormati pemimpin maupun simbol-simbol / lambang kenegaraan apabila aparatnya sendiri tidak menunjukkan sikap maupun perilaku menghormati simbol negara?!
Artikel ini diposting bukanlah untuk menjelekkan atau mengkritik pemerintah begitu saja. Melalui peristiwa ini, kita dapat menjadikan sebuah sarana untuk introspeksi diri kita sendiri, ya INTROSPEKSI, hal inilah yang tampaknya sudah semakin langka ditemui di tengah-tengah masyarakat.
Apabila kita ingin dihormati oleh negara/ bangsa lain, baiklah ketika kita melakukan demo/ unjuk rasa janganlah disertai dengan merobek/ menginjak-injak atau sampai membakar bendera nasional negara lain. Tentunya sakit hati sekali tatkala kita melihat bendera nasional kita diinjak-injak, dirobek dan dibakar oleh bangsa lain.
Hidup bermasyarakat di muka bumi ini sangatlah diperlukan toleransi dan saling menghargai hak-hak orang lain dengan sangat baik, sehingga potensi gesekan-gesekan sosial dapat dikecilkan.
Semuanya itu tetaplah berawal kepada diri kita sendiri, jangan melihat kepada apa yang sedang dilakukan oleh orang/ pihak lain, melainkan kitalah yang terlebih dahulu mau berubah untuk menjadi lebih baik sehingga apapun yang kita lakukan, percayalah dan lakukan dengan sungguh-sungguh bahwa dapat memberikan dampak perubahan kepada orang di sekitar kita.
Demikianlah halnya dengan yang diajarkan oleh Tuhan kita Yesus Kristus, "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri....", bila dianalogikan kata 'Kasihilah' dengan kata 'Hormatilah', maka akan berbunyi demikian, "Hormatilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Mengasihi dan menghormati selalu berawal pada diri kita sendiri, apakah kita sudah mengasihi/ menghormati diri kita sendiri? Barulah kita wajib mengasihi/ menghormati orang lain.

"Segala sesuatu yang membawa dampak dan perubahan selalu dimulai pada diri kita sendiri !"