Bacaan
Firman : Yosua 24 : 15, Matius 19 : 5 – 6, Roma 12 : 10, Efesus 4 : 32, Kolose
4: 6
"Dan
Firman-Nya : Sebab itu laki laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu
dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka
bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah
tidak boleh diceraikan manusia " (Matius
19 : 5 – 6 )
Banyak orang tidak menyadari bahwa yang
paling penting dalam hidup ini adalah hubungan. Orang boleh saja kaya raya mempunyai
harta yang bergelimang melimpah, orang boleh saja mempunyai jabatan yang
tinggi, namun jika tidak memiliki hubungan yang baik dengan orang lain
khususnya hubungan di dalam keluarganya, maka orang tersebut tidak akan pernah
merasakan apa arti sebuah kebahagiaan.
Jika kita memiliki keluarga yang kuat, maka keluarga akan memberikan kita sukacita terbesar dalam hidup. Keluarga
yang kuat tidak otomatis terjadi dengan sendirinya, namun diperlukan upaya yang
terbaik untuk mewujudkannya itulah proses. Kita biasanya berjuang dengan sekuat
tenaga untuk mendapatkan kedudukan yang lebih baik dalam pekerjaan kita, tetapi
apakah kita mempunyai daya juang yang tinggi untuk membangun keluarga yang
kuat. Dan berikut adalah cirri-ciri keluarga yang kuat :
1
. Keluarga yang mengasihi Tuhan “ Tetapi aku
dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan ( Yos 24 : 15 ) “ Keluarga yang kuat selalu menempatkan Tuhan di tempat
yang utama dan pertama. Tuhan adalah satu-satunya dasar yang bisa menjamin
hidup kita , rumah kita, pernikahan kita dan keluarga kita terhadap gelombang
pasang yang tidak terelakan. Kita perlu
selalu menyadari bahwa mengasihi Tuhan sebagai sesuatu yang penting dalam menun
jang keharmonisan dan kebahagiaan
keluarga. Kedekatan kita dengan Sang Pencipta akan membentuk kepribadian kita sehingga akan memperoleh
ketenangan jiwa, emosi, cinta dan kasih sayang. Sebab kondisi rohani yang baik
akan memampukan anggota keluarga untuk menjalani kehidupan yang membawa berkat.
Teruslah berdoa, renungkanlah firman Tuhan, pergilah ke gereja, tetaplah
melayani dan izinkan Roh Kudus berbicara dan memimpin kita, karena semua itu
akan membangun keluarga yang kuat.
2 . Keluarga
yang saling mengasihi “ Tetapi hendaklah
kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni
, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu “ ( Ef 4 : 32 )
Kasih selalu memberi energi positif yang dahsyat dalam hidup keluarga.
Dengan saling mengasihi akan menyempurnakan kehrmonisan dan kebahagiaan
masing-masing anggota keluarga. Keluarga yang kuat tidak mungkin terwujud jika
tidak ada kasih. Pada dasarnya semua
manusia membutuhkan penerimaan, penghargaan dan kasih yang tidak bersyarat.
Jika hubungan tanpa kasih itu disebut “memanfaatkan”. Kasih bukan untuk dipendam, tetapi diekspresikan . Dan untuk mengekspresikan kasih tersebut, perlu
memahami bahasa kasih dari anggota keluarga kita. Apa bahasa kasih itu,
Kata-kata yang menguatkan. Waktu berkualitas, Pemberian Hadiah, tindakan
melayani, atau sentuhan fisik. Keluarga yang kuat dibangun di atas ikatan
kasih yang kuat di antara anggota keluarganya.
3
. Keluarga yang saling berkomunikasi “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh
kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, sebagaimana kamu harus member jawab
kepada setiap orang “ ( Kolose 4 : 6 )
Komunikasi merupakan pilar utama dalam membina hubungan keluarga. Keluarga yang
kuat selalu mengedepankan komunikasi dalam mengatasi permasalahan maupun
pengambilan keputusan keputusan penting . Kesatuan dibangun lewat kasih yang
dinyatakan dalam komunikasi yang positif dan waktu bersama, karena komunikasi
yang tidak lancar sering kali menimbulkan prasangka dan kecurigaan yang
berlebihan, sehingga memicu hubungan yang tidak harmonis. Kita perlu meneguhkan
kasih kita dengan mengungkapkan gagasan, pendapat maupun perasaan. Pasangan dan
anak kita perlu mnedengar , “Aku mengasihimu”Komunikasi yang konstruktif akan
membentuk keluarga yang kuat.
4
. Keluarga yang saling menghormati “ Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai
saudara dan saling mendahului dalam
memberi hormat” ( Roma 12 : 10 ). Memberi hormat bukan karena budaya
tertentu, namun karena pemahaman yang benar tentang pribadi orang lain menurut
kaca mata Tuhan Penciptanya. Kita menghormati anggota keluarga kita karena
mereka adalah pribadi-pribadi yang berharga dan mulia di mata Tuhan. Peran
keluarga dalam menciptakan budaya saling menghormati ini sangat penting,
mengingat keluarga adalah tempat pertama di mana setiap pribadi di dalamnya
akan terbentuk. Pada dasarnya setiap orang ingin dihormati, begitu pun diri
kita sendiri. Oleh karena itu, cobalah menghormati anggota keluarga lainnya,
sama seperti anda ingin dihormati oleh mereka. Tunjukkanlah rasa hormat dengan
menghargai hak anggota keluarga, saling bertegur sapa, menjadi pendengar yang
baik dan menghargai privasi anggota keluarga. Dengan kita menhormati orang tua,
pasangan, dan anak-anak, kita sedang membangun keluarga yang kuat.
5
. Keluarga yang saling memegang konmitmen. Dan Firman-Nya : Sebab itu laki laki
akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga
keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu.
Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia (Matius 19 : 5 – 6 ). Pada saat pertama kali membangun sebuah keluarga,
masing-masing individu memiliki niat untuk membentuk, mem pertahankan dan
memelihara pernikahan . Inilah ”komitmen” Keluarga yang kuat dibangun atas dasar
komitmen yang kuat. Keluarga yang kuat tidak terlepas dari berbagai kesulitan,
perbedaan pendapat, cobaan dan kesusahan sama seperti keluarga lain . Mereka
juga mengalami kekhawatiran. Mereka juga mengalami kehilangan kerja dan tidak
mendapat pekerjaan yang baru. Mereka bergumul untuk memenuhi kebutuhan.
Anak-anak dan orang tua terkadang bersebrangan pendapat, berbantah-bantahan dan
adu mulut. Landasan agar pernikahan tetap langgeng, kita harus memahami bahwa
pernikahan adalah sebuah perjanjian ( Covenant ) olehnya kita harus tetap
komitmen.
Kita harus ingat, bahwa Iblis akan
selalu berusaha memecah-belah untuk menghancurkan keluarga. Tapi, komitmen membuat
mereka tidak menyerah terhadap satu sama lain ketika situasi tidak
menyenangkan, atau ketika satu pihak mengecewakan atau mendukakan hati
pasangannya. Sebab mereka mempunyai dedikasi yang tidak tergoyahkan terhadap
satu sama lain-suatu konmitmen untuk tetap bersama-baik dalam suka maupun duka.
“ Sering kali kehidupan tidak berjalan semulus seperti apa yang kita harapkan,
tetapi kalau tetap ada komitmen itulah yang akan menolong untuk tetap maju
terus walaupun melalui masa-masa sulit, kita akan tetap menjadi pasangan yang
solid, itulah salah satu ciri keluarga yang kuat. Tuhan Yesus Memberkati.
Gembala
Jemaat : Pdt. Agus Octavianus