Selamat Datang....Tuhan Memberkatimu...

Selamat Datang di Blog Rehobot Community
Kami berharap Bro en Sis akan mendapatkan banyak berkat dari tulisan-tulisan artikel rohani, kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya yang ditulis oleh admin dan rekan-rekan. teman, sahabat inter-denominasi dan ataupun dari para pembaca Buletin Rehobot Community.
Blog ini memfasilitasi publikasi : 1. Berbagai kumpulan Firman Tuhan, 2. Link video Ibadah Raya GBIS Bukit Karmel - Jl. Kebayoran Lama Raya, Jakarta Selatan dan Pos PI GBIS Bukit Karmel - Bumi Serpong Damai 3. Link video konten SenengnyangoFi 4. Dokumentasi foto-foto 5. Link Audio Firman Tuhan yang bisa Anda dengarkan setiap saat - Klik langsung dengarkan

Dengan rendah hati Blog Rehobot Community ini dapat menjadi berkat dan sumber inspirasi dan Referensi firman Tuhan/ Renungan bagi para sahabat terkasih Umat Tuhan yang rindu mengeksplorasi kebenaran demi kebenaran firman Tuhan serta menambah wawasan melalui kesaksian ataupun pengalaman hidup orang lain yang diberkati. Dan sebagai modifikasi informasi, juga dilampirkan cuplikan video singkat saat firman Tuhan disampaikan. Kami ucapkan terima kasih...

Bila Anda ingin memberikan ide / saran / masukan pada kami mengenai blog Rehobot Community, Anda dapat mengirim e-mail ke : rehobot.comm@gmail.com

Tampilkan postingan dengan label Hubungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hubungan. Tampilkan semua postingan

Rabu, Maret 31, 2021

Menjalin Hubungan Kasih

Khotbah Minggu, 14 Maret 2021

Bacaan Alkitab : Ibrani 13 : 1 – 3

Tema : Menjalin Hubungan Kasih

 

Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan pada hakekatnya manusia juga adalah makhluk sosial  yang tidak akan bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Sebagai warga negara yang baik  yang hidup ditengah masyarakat heterogen tentunya kita harus mau membaur dan mengadaptasi dengan lingkungan, itulah yang disebut hubungan.  Menjalin sebuah hubungan adalah suatu keharusan, akan tetapi untuk mewujudkan kearah sana tidaklah semudah membalik telapak tangan karena ada harga yang harus dibayar .

Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang sempurna, tentunya sangatlah berbeda dengan malaikat dan juga binatang. Malaikat mempunyai cinta kasih tetapi tidak memiliki seks sehingga ditugasi oleh Allah hanya untuk melayani.

Binatang mempunyai seks tetapi tidak mempunyai cinta kasih sehingga dalam dunia perbinatangan tidak ada satu lembaga pun yang mengatur tentang perilaku hubungan antar binatang yang ada adalah hukum rimba.

Sedangkan manusia mempunyai seks dan juga mempunyai cinta kasih, sehingga dalam menjalin suatu hubungan yang resmi dalam ikatan cinta kasih ada lembaga yang mengatur dan melindungi secara payung hukum yaitu lembaga perkawinan. Dalam surat Ibrani 13 : 1-3 Rasul Paulus mengingatkan kepada kita bagaimana tindakan nyata menjalin hubungan kasih.

 

1 . Saling Menjaga “ Peliharalah kasih Persaudaraan”( 1 )

Kita tidak dapat hidup sendiri di muka bumi ini, karena memang Tuhan tidak menciptakan dan menghadirkan kita ke dunia ini sebagai mahluk asing dan hidup sendiri. Kita membutuhkan Tuhan secara spiritual yang kaitannya de ngan   kebutuhan rohani karena kita memang manusia rohani. Kita juga sangat membutuhkan sesama dalam pergulatan hidup di bumi ini. Dan kita sebagai mahluk social yang berarti kita saling berinteraksi satu sama lain. Dan ketika kita berinteraksi sudah pasti ada benturan, gesekan dan masalah yang timbul. Untuk tetap menjaga agar hubungan atau relasi kita bisa tetap terjaga dengan baik dan demi mempertahankan komunitas walau  itu  merupakan hal yang tidak mudah. Kendati tidak mudah bukan berarti tidak bisa.

Caranya ialah dengan  :

·        Membuang dusta . Karena dusta adalah kata kata bohong yang tidak baik, tetapi sering dilakukan oleh kita. Oleh sebab itu lebih baik kita buang kata kata dusta itu dari kehidupan komunitas kita, karena Dusta adalah virus perusak hubungan kita. Pepatah : Jangan ada dusta dian tara kita. Rasul Paulus katakan : “Karena itu buanglah dusta dan ber katalah benar seoarang kepada yang lain, karena kita sesama anggo ta “( Ef 4 : 25 ) Komunikasi kita hendaklah komunikasi yang dibangun di atas kejujuran karena itulah yang dikehendaki Allah bagi kita.

·        Berkatalah benar. Benar artinya tidak salah, sesuai dengan apa adanya Tidak ditambahi atau tidak dikurangi. Bisa dipertanggung-jawabkan. Bisa dipercaya kata-kata kita dan bisa dipegangang oleh orang lain tanpa manipulative. Dengan berkata benar berarti kita bisa menyelamatkan hubungan kita dengan sesama. Rasul Paulus menegaskan : “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia”( Ef 4 : 29 )

·        Bersedia mengampuni. Dihianati, disakiti serta dibohongi oleh orang yang kita sayangi itu sangat menyakitkan dan sulit untuk dilupakan sampai kapanpun. Dan hal ini akan berdampak secara psikologis pada orang yang mengalami pesakitan itu. Terkadang kita menjadi pribadi yang angkuh dan sombong karena tanpa berpikir panjang kita telah melakukan perbuatan yang membuat hati orang menjadi terluka. Akan tetapi sesakit apapun sakit hati yang pernah kita alami, Tuhan tetap mengingatkan dalam doa Bapa kami untuk tetap mengampuni.

 

2 . Saling Perhatian ( 2 ) Surat kepada orang Ibrani ini merupakan sebuah ajakan untuk para pengikut Kristus supaya lebih ekstra saling memberi hati, guna meneguhkan kebersamaan dan persaudaraan itulah yang disebut Perhatian

Pepatah mengatakan bersatu kita teguh bercerai kita runtuh.

Mather Theresia mengatakan yang menghancurkan dunia bukanlah bom Atom penyakit kanker atau bencana alam. Tetapi yang dapat menghancurkan dunia ketika orang sudah tidak lagi mempunyai perhatian seorang kepada yang lain.

Surat yang ditulis dan ditujukan kepada orang Ibrani ini, penting untuk diperhatikan. Karena hanya dengan kesatuan hati, saling memperhatikan dan saling mendorong dalam hal kasih dan juga dalam pekerjaan baik inilah hakikat kehidupan Kristiani. Yesus berkata “Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan dibawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki Dian “ Artinya bahwa setiap kebaikan , kebenaran dan keadilan yang kita katakan dan lakukan harus dinyatakan keluar, supaya dapat dilihat orang. Begitupun dalam kehidupan keluarga kita harus ada saling perhatian satu dengan yang lain supaya ada komunikasi yang hidup sehingga terjadi jalinan kasih diantara anggota keluarga itu sendiri.

Korelasi hubungan kita dengan Tuhan dan korelasi hubungan kita dengan sesama manusia itulah yang disebut cinta.

 

3. Saling menerima. Saling menerima itu artinya saling menyukai, saling mem butuhkan, saling menghargai, saling menopang dan sebagainya. Saling menerima pada kenyataannya susah-susah gampang karena saling menerima harus mengetahui hukum timbal balik. Kalau kita mau disayang kita juga harus sayang, kalau kita mau dihormati kita juga harus mau menghormati orang lain.

Dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan bergereja sudahlah pasti ada perbedaan. Akan tetapi janganlah perbedaan itu dijadikan untuk saling menghakimi, saling mencederai, saling menyakiti satu sama yang lain. Tetapi hendaknya perbedaan di antara kita bisa dijadikan untuk saling menghargai, saling menghormati, saling mengasihi dan saling menerima, agar kita bisa tumbuh bersama menjadi semakin serupa dengan Kristus. Kita harus ingat berbeda itu bukan berarti salah, berbeda itu tidak harus saling bermusuhan, berbeda itu merupakan hal patut kita syukuri, tetapi hidup saling menerima merupakan anugrah yang terbesar dalam kehidupan kita. Bapak/Ibu sdr yang dikasihi Tuhan salah satu ciri untuk dapat membangun karakter Kristus adalah dengan Menjalin Hubungan Kasih dengan saling menjaga, saling Perhatian dan saling menerima itulah yang dikehendaki Tuhan bagi kita. Amin.

Tuhan Yesus Memberkati

 

Gembala Jemaat : Pdt. Agus Octavianus

Rabu, September 25, 2013

DIVORCE



Beberapa hari yang lalu, penulis kedatangan tamu dari staf kelurahan setempat, singkat cerita terungkap pembicaraan bahwa dia ada masalah dengan isterinya yang baru dinikahinya sekitar 6 bulan yang lalu, dengan berbagai macam alasan dia kemukakan, bahwa isterinya sangat ‘kepo’ yang ingin tahu segala sesuatu yang dilakukannya secara detil, sering marah-marah  dan bertengkar dengannya, dan lain sebagainya.
Di lain hal, 2 orang staf tempat kerja penulis pun walau tidak bersamaan sudah melakukan perceraian dan yang satu sudah melakukan pernikahan dengan suami yang baru dan satunya lagi baru melangsungkan lamaran untuk menikah dengan calon suami yang baru.
Memang, sebagian besar staf yang bekerja di lingkungan kerja penulis adalah orang-orang di luar Tuhan, mereka memiliki pemahaman bahwa mantan suaminya adalah bukan jodohnya, dan selalu berharap bahwa setelah perceraiannya akan menemukan jodohnya yang sejati.
Pada kisah yang pertama, penulis sempat melontarkan pemikiran sederhana pada staf kelurahan tersebut, dengan mengutip kalimat seorang hamba Tuhan di sebuah radio rohani yang mengatakan bahwa. “Pernikahan itu adalah mencocok-cocokkan hal-hal yang tidak cocok yang sudah ada di dalam diri kedua pihak yaitu suami dan isteri.”
Firman Tuhan di Kejadian 2 : 24 mengatakan, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Dua pribadi yang sudah sepakat untuk menundukkan diri dengan saling terikat dan mengikat dalam satu pernikahan untuk membentuk rumah tangga yang baru, haruslah saling merasa yakin dan seyakin-yakinnya bahwa pasangannya merupakan pasangan hidup yang Tuhan pilih. Tapiiiiiiiiii….. dengan catatan, bahwa dalam memilih dan menetapkan seseorang menjadi pasangan hidup haruslah sesuai dengan firman Tuhan antara lain : 
  1.  Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Kor 16 : 14) Kata ‘seimbang’ dapat ditafsirkan sebagai : a. Seiman; b. perekonomian yang cukup, maksudnya supaya kedua pihak mau saling menerima sesadar-sadarnya terhadap kondisi keuangan, pekerjaan masing-masing supaya jangan sampai karena si Isteri gajinya puluhan juta sedangkan sang suami cuma beberapa juta saja sehingga potensi suami minder atau isteri yang jadi arogan terhadap suami, dsb; c. Nama baik keluarga, ini juga perlu diperhatikan bagi kedua pasangan untuk mengetahui, memahami dan siap menerima konsekuensi yang mungkin timbul, misal ayahnya mantan narapidana, atau adik/saudara tersangkut narkoba dan lainnya. 
  2. Matius19:19, “hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Firman Tuhan menekankan kalimat ‘Hormati ayah dan ibumu’ berkali-kali bisa lebih dari 5-10 kali. Kita ketika memberitahukan kepada orang tua kita perihal calon isteri kita, baiklah kita mau dengan rendah hati mendengarkan pendapat atau komentar orang tua kita, orang tua yang bijak apalagi juga sebagai umat Tuhan haruslah kita pertimbangkan segala keputusannya, sebab kita pribadi tidak akan dapat melihat ‘kekurangan-kekurangan’ yang ada pada pasangan kita kalau bukan orang lain yaitu orang tua kita yang mungkin dapat melihat kekurangan-kekurangan yang ada. Bila orang tua kita tidak menyetujuinya, terima dan renungkan, janganlah langsung mempertentangkannya, bawalah dalam pergumulan doa kita. Mintalah nasehat pada para hamba Tuhan, benarkah yang diputuskan oleh orang tua kita? Jangan bahas masalah ini pada teman-teman sebaya anda, sebab kemungkinan besar Anda akan berada dalam masalah besar. Bila kedua orang tua akhirnya menyetujuinya, maka yakinlah, apapun konsekuensinya, pasangan ini adalah pilihan kita sendiri.
  3. Keduanya selain seiman, namun juga harus membaca, mengerti dan memahami firman Tuhan, ada beberapa ayat yang ditulis oleh Rasul Paulus mengenai suami isteri antara lain : I Petrus  3:7, “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” Dan Efesus  5:33, “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. 
  4. Tidak melakukan hubungan sex sebelum menikah. Inilah bukti bahwa masing-masing pasangan saling menghormati dan saling menjaga untuk tidak saling merusak dengan melakukan hubungan sex sebelum menikah. (II Korintus  7:1, “Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.”)
Sebab pasangan hidup atau yang disebut jodoh, akan benar-benar mendapatkannya apabila kita meyakininya. Bila Anda belum yakin, jangan ambil keputusan gegabah, selama masa pertemanan/ penjajakan, kenalilah karakternya, kebiasaannya, cara-cara berpikirnya, mimpi, keinginannya, cita-citanya dan sikap dalam pergaulannya.
Mencari jodoh itu bukan sekali lagi bukan seperti semudah gonta-ganti baju, bila sudah bosan dengan isteri yang sekarang, tinggal diceraikan saja, lalu cari isteri baru, klo kaga cocok dengan selera, tinggal diceraikan lagi, dan seterusnya.

“Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!” Maleakhi  2:16

picture : www.theinvestigator.co.nz
written by : admin