Selamat Datang....Tuhan Memberkatimu...

Selamat Datang di Blog Rehobot Community
Kami berharap Bro en Sis akan mendapatkan banyak berkat dari tulisan-tulisan artikel rohani, kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya yang ditulis oleh admin dan rekan-rekan. teman, sahabat inter-denominasi dan ataupun dari para pembaca Buletin Rehobot Community.
Blog ini memfasilitasi publikasi : 1. Berbagai kumpulan Firman Tuhan, 2. Link video Ibadah Raya GBIS Bukit Karmel - Jl. Kebayoran Lama Raya, Jakarta Selatan dan Pos PI GBIS Bukit Karmel - Bumi Serpong Damai 3. Link video konten SenengnyangoFi 4. Dokumentasi foto-foto 5. Link Audio Firman Tuhan yang bisa Anda dengarkan setiap saat - Klik langsung dengarkan

Dengan rendah hati Blog Rehobot Community ini dapat menjadi berkat dan sumber inspirasi dan Referensi firman Tuhan/ Renungan bagi para sahabat terkasih Umat Tuhan yang rindu mengeksplorasi kebenaran demi kebenaran firman Tuhan serta menambah wawasan melalui kesaksian ataupun pengalaman hidup orang lain yang diberkati. Dan sebagai modifikasi informasi, juga dilampirkan cuplikan video singkat saat firman Tuhan disampaikan. Kami ucapkan terima kasih...

Bila Anda ingin memberikan ide / saran / masukan pada kami mengenai blog Rehobot Community, Anda dapat mengirim e-mail ke : rehobot.comm@gmail.com

Jumat, Maret 05, 2021

Hidup Saleh

Tema : Hidup Saleh

Referensi : 2 Petrus 2 : 1-5

 

Sebelumnya mari kita pahami dulu arti kata “SALEH” menurut Kamus besar Bahasa Indonesia :

1.     Taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah

2.     Suci dan beriman

Dengan kata lain hanya diri kita sendirilah yang mengetahui persis ketulusan hati kita apakah kita taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah atau apakah kita sudah suci dan beriman? Jadi hanya kita dan Tuhan yang tahu seperti analogi hanya supir bajaj dan Tuhan yang tahu kapan dia akan berbelok.

Tidak perlu mengandalkan penilaian orang lain, jangan kita mengandalkan pujian orang lain yang hanya melihat kita dari luarnya saja. Ingat firman Tuhan yang memperingati kita di Yeremia  17:5, Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!””

 

Mari kita baca ayat Nas dari tema yang diberikan, di II Petrus 2 : 1-5

2:1 Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.

2:2 Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.

2:3 Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.

2:4 Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;

2:5 dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;

dilanjutkan dengan pembacaan Filipi 2 : 15, “Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.

Melalui II Petrus 2 : 1-5 ini Rasul Petrus dan Filipi 2 : II15 yang ditulis oleh Rasul Paulus, kedua Rasul ini berusaha memberikan peringatan bagi kita semua untuk semakin waspada dan lebih peka dengan apa yang terjadi di sekitar kita, dengan apa yang terjadi dengan perilaku/kehidupan kita apakah sesuai dengan firman Tuhan atau tidak?

Perlu kiranya kita semua merenungkan kembali beberapa poin berikut ini :

- untuk apa kita menjadi seorang Kristen?

- Untuk apa kita mengikuti ibadah tiap minggu, apalagi ibadah via online seperti ini apakah masih ada kerinduan yang menggebu-gebu untuk menantikan persekutuan yang indah ini?

- Apakah kita akan merasakan kehilangan bila kita tidak mengikuti persekutuan ibadah 1 kali pun?

- Apakah kita merasakan kehilangan atau ada yang kurang bila kita sudah tidak melakukan doa pagi?

- Atau sudah lama tidak membaca firman Tuhan?

- Apakah kita sudah tidak memiliki kerinduan/ beban untuk mendoakan/ menjangkau orang-orang di sekitar kita? Apakah kita selalu menjadi pendamai di manapun kita berada, bukan menjadi komporter?

- Apakah cinta mula mula kita pada Tuhan sudah menjadi dingin atau menghilang?

- Apakah kita sudah kehilangan tujuan utama menjadi seorang Kristen adalah Surga tujuan kita?

 

Apa yang akan terjadi bila kita kehilangan cinta kita pada Tuhan, kehilangan arah tujuan kita hidup di dunia ini?

Matius 5:13, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”

Atau tidak di antara keduanya pun, Allah membenci perilaku demikian,

Wahyu 3:16, ”Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”

 

Mari kita pulihkan Cinta Mula mula kita kepada Tuhan, mari kita mengarahkan kembali arah tujuan kita hidup di dunia ini, yaitu Surga – Rumah Bapa di Surga tujuan kita bersama. Dengan mencari Yesus, mendekat kepada Tuhan Yesus dalam doa dan persekutuan kita yang sungguh-sungguh mencari Dia.

Matius 11:28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”

Kita mempunyai Tuhan Allah yang hebat, yang punya hati buat kita, yang sayang ma kita, padahal Dia Tuhan loh, bisa saja Dia ga suka dengan semua ciptaanNya dan menghancurkan semuanya. Namun Tuhan Allah tidak melakukan itu, melainkan Dia membiarkan semuanya berjalan apa adanya, seperti dikatakan Tuhan Yesus dalam perumpamaan Gandum dan ilalang, yang pada akhirnya akan ada hari Penghakiman akhir dari segala sesuatu di dunia ini.

Matius 13:30, “Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku.”

Dijelaskan pengertiannya dalam II Petrus 2 : 9, “maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,”

 

Oleh karena itu, baiklah kita berlomba-lomba mengejar tujuan akhir yaitu Sorga – keselamatan hidup yang kekal, tinggal di rumah Bapa, dengan hidup saleh di hadapan Tuhan, ada 3 hal yang perlu kita lakukan :

1.     Hidup Takut akan Tuhan (Dengan iman kita mengamini Tuhan itu hidup dan berdiam di dalam kita melalui Roh Kudusnya, Dia Tuhan Allah yang kita sembah dan puja)

Ibrani 12:28-29, “Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.”

 

2.     Hidup Bergantung pada Tuhan (mengandalkan Tuhan di setiap rencana, tindakan dan seluruh segi kehidupan kita)

Ibrani 11:6, “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”

 

3.     Hidup taat pada Tuhan (merenungkan firmanNya siang dan malam, dan dan firmanNya hidup di dalam kita terus mengingatkan kita setiap saat kita hendak melakukan suatu dosa sekecil apapun dan tidak melakukannya).

Yakobus 1:21-22, “Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri

 

Written by ssr

Pembicara : dr. Suryadi Ramli