Penyangkalan Diri/ Saling Mengakui Dosa untuk mencapai
pemulihan hubungan persaudaraan, kekeluargaan, persahabatan.
Seringkali tidak sedikit dari kita yang senang mengeluarkan komentar-komentar
maupun mengirimkan pesan-pesan/ bisa berupa gambar ilustrasi ataupun kata-kata bijak
kepada teman-teman di Grup WA/BBM/media sosial lainnya. Terkadang ada teman yang
merasa tersinggung dengan postingan tersebut.
Dunia di mana kita hidup sudah dipenuhi oleh umat manusia,
hampir di seluruh tempat di permukaan bumi kita ini, mari kita baca Kejadian 1:28, "Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Ada alasannya Allah memerintahkan manusia untuk berkembang
biak memenuhi dunia ini.
"Besi menajamkan
besi, orang menajamkan sesamanya." (Amsal 27:17) Selama kita
masih hidup di dunia, setiap saat kita akan berpotensi 'bergesekan' dengan
orang lain, bisa melalui sikap/bahasa tubuh (cara memandang spt menantang,
curiga, sinis, bersikap arogan), perkataan, tulisan, komentar,
keputusan-keputusan, media sosial dsb, dll, dst.
Kalau mau disederhanakan keputusan untuk kita bertindak
ekstrim spt marah, walk out, membenci, dendam terhadap sesama kita tersebut,
kembali pada diri kita sendiri.
Mari kita baca Filipi 2:3, "dengan tidak mencari kepentingan sendiri
atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang
seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;"
Dalam hal komunitas umat Tuhan pun kita sebaiknya selalu
positif thinking, bisa jadi segala nasehat, maupun teguran yang ada atau
dicetuskan oleh saudara/saudari seiman kita tidak lain dan tidak bukan adalah
untuk kebaikan kita untuk saling membentuk, melengkapi.
"TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya
berkenan kepada-Nya;" (Mazmur 37:23)
Dan jangan sampai bila ada di antara kita yang merasa
hidupnya tenang-tenang saja, tidak ada permasalahan, pergumulan, teguran atau
lainnya, apakah jangan-jangan kita sedang menuju kebinasaan akibat terlalu
nyaman hidup menurut kehendak kita sebab ada tertulis, "karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya,
dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
(Ibrani 12:6)
Dengan demikian setiap pergumulan, kesusahan, gesekan,
kesukaran yang terjadi kita tetap mengucap syukur dan melihatnya dengan mata
iman sebagai bagian dari perjalanan pengalaman hidup yang sedang dan terus
dibentuk Tuhan agar kita hidup dalam rencana indah Tuhan.