Selamat Datang....Tuhan Memberkatimu...

Selamat Datang di Blog Rehobot Community
Kami berharap Bro en Sis akan mendapatkan banyak berkat dari tulisan-tulisan artikel rohani, kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya yang ditulis oleh admin dan rekan-rekan. teman, sahabat inter-denominasi dan ataupun dari para pembaca Buletin Rehobot Community.
Blog ini memfasilitasi publikasi : 1. Berbagai kumpulan Firman Tuhan, 2. Link video Ibadah Raya GBIS Bukit Karmel - Jl. Kebayoran Lama Raya, Jakarta Selatan dan Pos PI GBIS Bukit Karmel - Bumi Serpong Damai 3. Link video konten SenengnyangoFi 4. Dokumentasi foto-foto 5. Link Audio Firman Tuhan yang bisa Anda dengarkan setiap saat - Klik langsung dengarkan

Dengan rendah hati Blog Rehobot Community ini dapat menjadi berkat dan sumber inspirasi dan Referensi firman Tuhan/ Renungan bagi para sahabat terkasih Umat Tuhan yang rindu mengeksplorasi kebenaran demi kebenaran firman Tuhan serta menambah wawasan melalui kesaksian ataupun pengalaman hidup orang lain yang diberkati. Dan sebagai modifikasi informasi, juga dilampirkan cuplikan video singkat saat firman Tuhan disampaikan. Kami ucapkan terima kasih...

Bila Anda ingin memberikan ide / saran / masukan pada kami mengenai blog Rehobot Community, Anda dapat mengirim e-mail ke : rehobot.comm@gmail.com

Tampilkan postingan dengan label kerendahan hati. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kerendahan hati. Tampilkan semua postingan

Minggu, Juli 24, 2022

Maukah Kita Dibimbing?

Ibadah Raya GBIS BK, Minggu - 24 Juli 2022

    Hari ini kita mau sama sama merenungkan firman Tuhan yang terambil dari Kisah Para Rasul 8 : 26 - 40, tentang sida sida dari Ethiopia. Sida sida ini sering datang untuk beribadah, lalu kembali ke negerinya. Dia sering membaca kitab suci, namun dia menyatakan kepada Filipus bahwa tidak ada yang membimbing dia.

Maukah kita dibimbing? Kita senang mau jalan sendiri semaunya kita. Memilih jalan kita sendiri.

    Mengapa kita harus mau dibimbing? Karena kita tidak pernah tau apa yang terjadi pada jalan di depan. Dalam Amsal dikatakan, "ada jalan yang disangka lurus namun menuju maut!!" Kita perlu dibimbing, kita perlu dididik, kita perlu dipegang tangan kita oleh Tuhan.

Keluaran 33 : 15, perihal Musa minta penyertaan Tuhan untuk membawa bangsa Israel keluar dari Mesir. Musa meminta pada Tuhan untuk langsung memimpin bangsa Israel keluar, bila Tuhan tidak memimpin maka jangan minta Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar, karena tidak tau apa yang terjadi di depan.

Dibimbing adalah cara Tuhan untuk membuat kita menjadi makin hari menjadi dewasa!!

Kita harus dewasa, jangan mau lagi jadi anak-anak kecil. 

Dari kecil kita selalu dibimbing oleh orang tua, bahkan memasuki masa pernikahan kitapun dibimbing dalam pernikahan, untuk memimpin kita kepada jalan yang benar. Mari kita mau diberi untuk mau dibimbing.

Seperti Musa membimbing Yosua untuk menjadi pemimpin selanjutnya untuk membawa bangsa Israel memasuki bangsa Israel. 

Pembimbing memberi pengertian, arahan, nasehat, membantu dalam kita berjalan, belajar banyak hal. Seperti juga dengan anak kuliah yang hendak membuat skripsi, diperlukan pembimbing agar skripsi nya lebih terarah dan tidak melenceng.

Galatia 5 : 25, "Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,"

Kita dibimbing oleh Roh Tuhan. Tuhan Yesus mengajarkan murid- muridNya melalui perumpamaan-perumpamaan, lalu dilatih dengan mengutus murid-muridNya untuk pergi keluar, berdua-dua dan memberi mereka kuasa.

Setelah kita dibimbing dalam pengajaran, firman Tuhan, jangan disimpan apa yang telah kita dapatkan, harus dibawa keluar untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.

Demikian pula dengan sida sida dari Ethiopia itu yang tidak mengenal Filipus, namun karena ada Roh Tuhan, pembicaraan Filipus dengan sida sida tersebut menjadi konek, jadi mau dibimbing oleh Filipus.

Kita saling mendorong, menguatkan dan disertai membangun satu sama lain, di situ kita dilatih untuk menjadi berkat bagi orang lain. 

Orang yang mau dibimbing adalah orang yang memiliki kebersediaan dan mau dibimbing. Kalau orang yang dasarnya tidak mau dibimbing, tidak akan pernah dapat dibimbing.

I Raja-raja 19 : 19-20, "19 Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya.

20

Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu."

Padahal Elia hanya melempar jubahnya, dan Elisa menyambutnya.

II Raja-raja 2 : 1-2, "Menjelang saatnya TUHAN hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal.

2

Berkatalah Elia kepada Elisa: "Baiklah tinggal di sini, sebab TUHAN menyuruh aku ke Betel." Tetapi Elisa menjawab: "Demi TUHAN yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau." Lalu pergilah mereka ke Betel."

Dari sini kita dapat melihat kebersediaan dari Elisa untuk mengikuti dan menemani Elia sampai diangkat Tuhan. Kebersediaan ini mencakup soal kerendahan hati.

Sida sida dari Ethopia itu punya kedudukan, orang terpelajar, tetapi dia mau dibimbing, mau diajar dan ada kerendahan hatinya. Padahal dia tidak mengenal Filipus yang ketemu di tengah jalan. 

Orang yang mau belajar diperlukan sikap rendah hati.

Mazmur 25 : 9, "9Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati."

Kita dibimbing ketika kita datang ke tempat ibadah, ke kelompok pengajaran/ persekutuan. Mungkin yang mengajar lebih muda dari kita, namun kita mau dengar-dengaran untuk dibimbing.

Atau kita yang sudah berpengalaman dan dipakai Tuhan untuk membimbing orang lain.

Dalam kebersediaan itu yang pasti harus mau diajar! Bagaimana mau diajar kalau tidak bersedia!?

Diajar akan diberikan teori, kemudian dilatih. Mau diberitahu ketika salah jalan, seperti Daud yang diberitahukan bahwa dia salah.

Jangan seperti Saul yang dibimbing oleh Samuel, Saul melakukan korban sendiri di mezbah sehingga dia tidak berkenan di hadapan Tuhan.

Bill Graham berkata, "I'm still learning!"  - Belajar itu hal yang konstan terus terjadi sampai dewasa sekalipun, dalam teori maupun praktek nyata sehari-hari.

Ketika kanak-kanak kita tidak punya skill, lemah, setelah dewasa sudah punya pengalaman dan semakin kuat di hadapan Tuhan.

Sida sisa ini mau dibimbing dan diajar mengenal Tuhan. Setelah dibimbing dia minta dibaptis pada ayat berikutnya di kitab Kisah Para Rasul, setelah dibaptis, Filipus menghilang dan sida sida itu kembali pulang dengan sukacita. Orang yang telah dibimbing akan memiliki sukacita tersendiri. 


Lukas 6 : 39 , "39Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: "Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?"

Di gereja lokal kita punya bapak Gembala, pelayan-pelayan Tuhan, tim penggembalaan, bisa diminta untuk dibimbing, jangan salah pilih orang yang tidak dapat membimbing kita!!



Preacher : Pdm Joel Steven Hizkia

written by : SSR

Sabtu, Januari 29, 2011

Wanted ! A Scape-goat needed


Akhir-akhir ini sepertinya situasi di beberapa kota-kota besar tampak selalu dirundung masalah yang tiada habis-habisnya. Masalah kemacetan yang tampaknya kian parah dari hari ke hari, masalah bencana alam di sekitar Gunung Merapi, dan seterusnya.
Ada pihak yang selalu dikecam, dikritik, diprotes, malah sampai dimaki-maki oleh banyak orang dan tidak sedikit pihak yang suka mengkritik, mengeluh, menyalahkan akan banyak hal yang salah yang terjadi saat ini.
Adalah suatu hal yang lumrah bila kita mengingat sebuah peristiwa yang terjadi saat dunia telah dijadikan, saat Tuhan telah menciptakan sepasang manusia, di mana sepasang manusia ini mulai saling menyalahkan ketika ditanya Tuhan ‘mengapa memakan buah terlarang tersebut?’. Sang suami menyalahkan isterinyalah yang membuatnya dia memakan buah terlarang tersebut, kemudian sang isteri berkilah dengan menyalahkan si ular yang telah membujuknya untuk memakan buat terlarang tersebut. Lalu si ular harus menyalahkan siapa? Anda para pembaca? (red. tentu tidak benar kan! Tidak tercantum dalam Alkitab bahwa si ular mencari kambing hitam yang lain).
Dalam keseharian rutinitas penulis, setiap hari penulis mendengar sebagian besar orang yang datang berkonsultasi tentang kesehatannya selalu menyalahkan berbagai penyebab yang membuat dirinya menjadi sakit pegal linu, lemas, pusing, sakit kepala, mual, mules, keleyengan, dan lain sebagainya.
Sebagian besar orang tersebut pasti selalu menyalahkan hal-hal lain yang menyebabkan sakitnya, entah itu karena asam urat, darah tinggi, penyakit kelainan darah lainnya sehingga minta diperiksa tes laboratorium darah, dan lainnya.
Satu orang pun di antara mereka, penulis tidak pernah mendengar pernyataan yang menyatakan bahwa diri mereka sendirilah yang menyebabkan dirinya menjadi sakit.
Karena tidak makan/ sarapan atau telat makan sehingga badan menjadi lemas dan pegal linu sampai pusing; karena kurang tidur semalam karena bergadang sehingga badan pegal linu sampai sakit kepala, karena sedang ada masalah keluarga sehingga tekanan darah menjadi meningkat dari normal; karena malas dan lupa minum obat darah tinggi ataupun diabetes – sehingga penyakitnya bertambah berat dan tidak membaik.
Itulah sifat dasar kita sebagai manusia seutuhnya, sesosok pribadi yang tidak ingin atau bahkan tidak pernah terlintas di pikirannya ataupun perasaannya terlintas untuk mengakui dirinya sendirilah yang salah atau yang tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukannya.
Sebagai contoh, masalah kemacetan tidak akan bertambah parah, bila masing-masing orang saling sabar antri sesuai lajurnya, dan mematuhi setiap rambu atau marka lalu lintas.
Supir angkot akan dapat banyak penumpang dan dapat melakukan perjalanan 8-10 rit sehari bila berperilaku baik dengan menghentikan mobilnya di bahu jalan yang aman bagi penumpangnya untuk turun, tidak berhenti menghalangi pengguna jalanan yang berada di belakangnya, mampu memberikan pelayanan yang baik bagi penumpangnya sehingga penumpang dan pengguna jalan lainnya tidak kapok dan bisa menghargai moda angkutan umum kota.
Apapun bencana alam yang mungkin terjadi, mari kita saling bantu menggalang dana, tenaga, materi bagi sesama kita manusia, tidak perlu harus menunggu dana bantuan dari pemerintah. Semua bisa kita lakukan.
Andaikan setiap orang mampu menahan diri untuk tidak mengkritik, mengeluh, mungkin kita akan hidup di sebuah lingkungan/ dunia yang tenang, sehingga semua pihak pun akan dapat bekerja dengan tenang maka semua pekerjaan/ tugas dapat diselesaikan.
Memang banyak masalah, ketidakpuasan yang timbul, namun baiklah kita juga memberi saran solusi yang baik, bahkan bila perlu menawarkan tenaga, waktu, pikiran kita untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada.
SOLUSI, ya.. jangan cuma mampu mengkritik, tapi berikanlah juga solusi, dan tindakan nyata kita yang mendorong dilaksanakannya solusi tersebut.
Bila pada saat itu Adam terlebih dulu mengakui bahwa dirinyalah yang salah karena membiarkan isterinya ‘Hawa’ membujuknya untuk memakan buah terlarang, mungkin sejarah akan berkata lain. Akan ada pemulihan hubungan dengan Tuhan Allah. Mungkin dunia akan terbentuk dengan lebih baik, karena 50 % penduduk dunia akan meneladani kejujuran yang dilakukan oleh 50 % penduduk dunia lainnya.
DICARI !! Kejujuran, kerendahan hati, saling membantu, mengalah bagi orang lain. Dunia memerlukan Anda…..
Agar terang Kristus Yesus Tuhan dan Raja kita menerangi dunia melalui kita...
Anda siap!??