Tema : Hidup Saleh
Referensi :
2 Petrus 2 : 1-5
Sebelumnya
mari kita pahami dulu arti kata “SALEH” menurut Kamus besar Bahasa Indonesia :
1. Taat dan sungguh-sungguh menjalankan
ibadah
2. Suci dan beriman
Dengan kata
lain hanya diri kita sendirilah yang mengetahui persis ketulusan hati kita
apakah kita taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah atau apakah kita sudah
suci dan beriman? Jadi hanya kita dan Tuhan yang tahu seperti analogi hanya
supir bajaj dan Tuhan yang tahu kapan dia akan berbelok.
Tidak perlu mengandalkan penilaian orang lain, jangan kita mengandalkan
pujian orang lain yang hanya melihat kita dari luarnya saja. Ingat firman Tuhan
yang memperingati kita di Yeremia 17:5, Beginilah firman TUHAN:
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan
kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!””
Mari kita
baca ayat Nas dari tema yang diberikan, di II Petrus 2 : 1-5
2:1
Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian
pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan
pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal
Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan
kebinasaan atas diri mereka.
2:2
Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan
karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.
2:3
Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari
kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan
mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.
2:4
Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa
tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke
dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman;
2:5 dan jikalau Allah tidak menyayangkan dunia purba, tetapi hanya menyelamatkan Nuh, pemberita kebenaran itu, dengan tujuh orang lain, ketika Ia mendatangkan air bah atas dunia orang-orang yang fasik;,
dilanjutkan dengan pembacaan Filipi 2 : 15, “Supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.
Melalui II
Petrus 2 : 1-5 ini Rasul Petrus dan Filipi 2 : II15 yang ditulis oleh Rasul
Paulus, kedua Rasul ini berusaha memberikan peringatan bagi kita semua untuk
semakin waspada dan lebih peka dengan apa yang terjadi di sekitar kita, dengan
apa yang terjadi dengan perilaku/kehidupan kita apakah sesuai dengan firman
Tuhan atau tidak?
Perlu
kiranya kita semua merenungkan kembali beberapa poin berikut ini :
- untuk apa
kita menjadi seorang Kristen?
- Untuk apa
kita mengikuti ibadah tiap minggu, apalagi ibadah via online seperti ini apakah
masih ada kerinduan yang menggebu-gebu untuk menantikan persekutuan yang indah
ini?
- Apakah
kita akan merasakan kehilangan bila kita tidak mengikuti persekutuan ibadah 1
kali pun?
- Apakah
kita merasakan kehilangan atau ada yang kurang bila kita sudah tidak melakukan
doa pagi?
- Atau sudah
lama tidak membaca firman Tuhan?
- Apakah
kita sudah tidak memiliki kerinduan/ beban untuk mendoakan/ menjangkau
orang-orang di sekitar kita? Apakah kita selalu menjadi pendamai di manapun
kita berada, bukan menjadi komporter?
- Apakah
cinta mula mula kita pada Tuhan sudah menjadi dingin atau menghilang?
- Apakah
kita sudah kehilangan tujuan utama menjadi seorang Kristen adalah Surga tujuan
kita?
Apa yang
akan terjadi bila kita kehilangan cinta kita pada Tuhan, kehilangan arah tujuan
kita hidup di dunia ini?
Matius
5:13, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan
apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.”
Atau tidak
di antara keduanya pun, Allah membenci perilaku demikian,
Wahyu 3:16,
”Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan
memuntahkan engkau dari mulut-Ku.”
Mari kita
pulihkan Cinta Mula mula kita kepada Tuhan, mari kita mengarahkan kembali arah
tujuan kita hidup di dunia ini, yaitu Surga – Rumah Bapa di Surga tujuan kita
bersama. Dengan mencari Yesus, mendekat kepada Tuhan Yesus dalam doa dan
persekutuan kita yang sungguh-sungguh mencari Dia.
Matius
11:28, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan
memberi kelegaan kepadamu.”
Kita
mempunyai Tuhan Allah yang hebat, yang punya hati buat kita, yang sayang ma
kita, padahal Dia Tuhan loh, bisa saja Dia ga suka dengan semua ciptaanNya dan
menghancurkan semuanya. Namun Tuhan Allah tidak melakukan itu, melainkan Dia
membiarkan semuanya berjalan apa adanya, seperti dikatakan Tuhan Yesus dalam perumpamaan
Gandum dan ilalang, yang pada akhirnya akan ada hari Penghakiman akhir dari
segala sesuatu di dunia ini.
Matius 13:30,
“Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku
akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah
berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam
lumbungku.”
Dijelaskan
pengertiannya dalam II Petrus 2 : 9, “maka nyata, bahwa Tuhan tahu
menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang
jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,”
Oleh
karena itu, baiklah kita berlomba-lomba mengejar tujuan akhir yaitu Sorga –
keselamatan hidup yang kekal, tinggal di rumah Bapa, dengan hidup saleh di
hadapan Tuhan, ada 3 hal yang perlu kita lakukan :
1. Hidup Takut akan Tuhan (Dengan iman
kita mengamini Tuhan itu hidup dan berdiam di dalam kita melalui Roh Kudusnya,
Dia Tuhan Allah yang kita sembah dan puja)
Ibrani 12:28-29, “Jadi,
karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap
syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan
hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.”
2. Hidup Bergantung pada Tuhan
(mengandalkan Tuhan di setiap rencana, tindakan dan seluruh segi kehidupan
kita)
Ibrani 11:6, “Tetapi
tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa
berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah
memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
3. Hidup taat pada Tuhan (merenungkan
firmanNya siang dan malam, dan dan firmanNya hidup di dalam kita terus
mengingatkan kita setiap saat kita hendak melakukan suatu dosa sekecil apapun
dan tidak melakukannya).
Yakobus 1:21-22, “Sebab itu buanglah
segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah
dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa
menyelamatkan jiwamu. Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan
hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri
Written by ssr
Pembicara :
dr. Suryadi Ramli