Mari kita langsung membaca YOSUA 1 : 7 – 9,
7
Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu
dengan sungguh-sungguh, bertindaklah
hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu
oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang
ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi.
8 Janganlah
engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala
yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil
dan engkau akan beruntung.
9 Bukankah telah Kuperintahkan
kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu?
Janganlah kecut dan tawar hati,
sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi.”
Tapi apa
yang terjadi dengan realitas/ kenyataan dalam kehidupan kita??
Klo mau
jujur pada diri kita masing-masing, bahwa secara sadar kita mengaminkan setiap
perintah/ kalimat/perkataan/ tulisan firman Tuhan yang kita baca. Namun
sesungguhnya tidak jarang kita sering lupa firman Tuhan ketika kita dalam
keadaan kalut, terdesak, terjepit, terintimidasi, dijebak orang, dikhianati
teman/sahabat de el el!?
Betul ga?
Masih ingat
peristiwa Ayub yang dalam sehari mendapatkan laporan bertubi-tubi
peristiwa-peristiwa yang mengejutkan, kehilangan segala sesuatunya dalam
sehari. (Baca Ayub 1: 1-4,
lanjut ke ayat 13 – 19.)
Atau Abraham
yang mendapatkan perintah mendadak dari Tuhan untuk mengorbankan anak
tunggalnya kepada Tuhan?? (Kejadian 22 : 1-2) Menurut kalian kira-kira bila
kita berada di posisi Ayub ataupun Abraham pada saat itu, apa reaksi/ respon
kita? Apa jawaban kita?
Benar,
meskipun kita setiap minggu atau setiap hari membaca dan merenungkan firman
Tuhan, namun ketika situasi-situasi/ peristiwa-peristiwa buruk yang mendadak
terjadi di hadapan kita, saat itulah iman kita diuji, tak seorangpun tahu apa
reaksi/ respon kita kecuali diri kita sendiri.
Renungan ini bertemakan, “Tuhanlah Tempat
Sandaran Kita.”
Makna kata :
Sandaran (n) : 1. Tempat untuk bersandar; 2. Alat
untuk menyandarkan; 3. Tumpuan hidup
(sandaran).
Tumpuan (n)
: 7 (ki) menjadi pusat perhatian; 8 (ki) yang menjadi sasaran (tujuan)
Kesimpulan :
Menjadikan Tuhan sebagai tujuan hidup kita.
Apa respon/
reaksi kita yang seharusnya kita lakukan ketika masalah/ kesukaran menghantam
kita?
PERTAMA : I Petrus 4 : 7
7
Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah
tenang, supaya kamu dapat berdoa.”
KEDUA : Mazmur
50 : 15, “Berserulah
kepada-Ku pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan
memuliakan Aku." S e la”
KETIGA :
Amsal 3 : 25-26, 25 Janganlah takut kepada kekejutan yang tiba-tiba, atau kepada
kebinasaan orang fasik, bila itu datang. 26 Karena TUHANlah yang
akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat.”
Sebab kenapa
kita harus menjadikan Tuhan sandaran kita?! Baca :
Yeremia 17 :
5. “Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN.”
Jaminan
apa yang diberikan Tuhan pada kita?
- Yakobus 1 : 12-15,
“12 Berbahagialah orang
yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan
menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang
mengasihi Dia.13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata:
"Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai
oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.14 Tetapi
tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan
dipikat olehnya.
15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan
dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”
- Mazmur 23, “Tuhan, gembalaku yang baik.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar