Khotbah Minggu, 15 November 2020
Bacaan Alkitab Amsal 3 :
2-13
Tema : Mendapatkan Kebahagiaan Sejati
”Berbahagialah orang yang mendapat
hikmat orang yang memperoleh kepandaian “(Amsal 3 : 13)
Apakah
kebahagiaan itu ? Dalam kamus bahasa Indonesia Purwadarminto Bahagia
adalah keadaan atau perasaan senang dan tentram bebas dari segala yang
menyusahkan.
Lalu apakah kebahagiaan sejati
itu ? Kebahagiaan Sejati adalah sebuah perasaan senang dan tentram yang meresap
dalam hati yang memberikan batin kita rasa tenang damai dan puas. Ia tdak dapat
dibatasi oleh waktu, tidak tergantung keadaan dan sanggup memberikan rasa damai
kepada jiwa. Sekalipun dalam keadaan yang paling sulit, tetap membuat orang bisa
tersenyum pada waktu mengalami kegagalan dan kesusahan. Ada suatu perbedaan
antara orang yang tidak Bahagia dan orang yang mengalami Kebahagiaan sejati
Mengapa banyak orang hidupnya tidak bahagia ?
Karena pada prinsipnya manusia salah mendeskripsikan tentang kebahagiaan.
Pertama :Mengukur kebahagiaan dengan materi atau uang. Memang setiap manusia hidup membutuhkan uang, tetapi uang tidak dapat membuat manusia bahagia.
Dengan uang kita bisa membeli obat tetapi bukan kesehatan.
Dengan uang kita bisa membeli
makanan tetapi tidak dapat membeli selera.
Dengan uang kita bisa membeli
kasur empuk tetapi bukan tidur nyenyak.
Dengan uang kita bisa membeli
rumah besar tetapi bukan ketentraman.
Dengan uang kita bisa membeli
segalanya tetapi tidak bisa membeli kebahagiaan.
Kedua : Mencari kebahagiaan dengan kekuatan sendiri.
Banyak orang menyangka dapat mengandalkan dirinya sendiri atau diri orang lain yang punya jabatan dan kedudukan untuk memberikan kebahagiaan ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia yang mengan dalkan kekuatannya sendiri dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan”(Yer 17:5). Dan kekuatan manusiapun sangatlah terbatas, ”Hidup manusia itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Yak 4:14). “Adapun manusia hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga, apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia dan tempatnya tidak mengenalnya lagi ‘( Maz 103:15-16 ).
Lalu bagaimana untuk memperoleh Kebahagiaan yang sejati ?
Seperti dalam bacaan Firman Tuhan
pagi ini Salomo dengan jelas mengatakan bahwa
orang yang berhikmat memperoleh kebahagiaan dalam hidupnya. Kebahagiaan orang
berhikmat meliputi umur panjang, kekayaan dan kehormatan. Kebahagiaan orang
berhikmat terkait dengan jalan hidup yang benar, jalan hidup yang sesuai dengan
kehendak Allah. Mengapa Salomo dapat berkata bahwa orang berhikmat dan
pandai itu hidupnya bahagia?
1 .Percaya kepada Tuhan dengan sepenuh hati.”Percayalah kepada Tuhan
dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri”(5)
Percaya sepenuh hati kepada
Tuhan artinya tidak meragukan akan kesanggupan Allah dan Firman-Nya. Kepercayaan
semacam ini merupakan dasar iman yang teguh karena telah ada jalinan kasih
yang begitu indah terkalungkan di leher dan tersemat di dalam hati yang
terdalam.
Sehingga ketika kita menghadapi persoalan
dan tantangan hidup yang cukup kompleks, Tuhan selalu menjadi nomor satu dalam
menyelesaikannya dan bukan pada pengertiannya sendiri.. Sebagai orang percaya
kita harus yakin bahwa Allah sanggup memberikan jalan dan jawaban yang terbaik
ketika kita menghadapi masalah. Maksudnya, orang berhikmat selalu memahami
bahwa Allah senantiasa mengasihi, memelihara,membimbing kita dengan benar serta
memberi kasih karunia dan menepati janji-janji-Nya. Itu merupakan rencana dan campur
tangan Allah di dalam setiap peristiwa yang tersulit sekalipun, orang yang
berhikmat akan tetap percaya bahwa Allah sanggup melakukan perkara-perkara yang
Dahsyat dan Ajaib.
2 . Akuilah Dia dalam segala lakumu (”Akuilah Dia dalam segala lakumu maka Ia akan melurus kan jalanmu”)(6)
Sebagai orang yang berhikmat
kita harus punya komitmen bahwa untuk setiap rencana, keputusan dan tindakan
kita hendaknya mengakui Allah sebagai Tuhan dan kehendak-Nya sebagai
keinginan tertinggi kita. Setiap hari kita harus mengawali segala
sesuatu bersama Tuhan serta menjalin hubungan yang intim dan percaya Allah.
Seorang yang berhikmat senantiasa mengharapkan setiap pagi ada pengarahan
serta pimpinan dari Tuhan dalam doa, pujian, permohonan serta ucapan syukur.
Firman-Nya: ” Tetapi Carilah dahulu
Kerajaan Allah” dan kebenarnnya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”(
Mat 6:33 ). Apabila kita setia melaksanakan hal ini, Allah berjanji untuk
meluruskan jalan kita.Dan Dia akan menuntun kehidupan kita menuju sasaran yang
dikehendaki-Nya, sehingga apa yang kita perbuat dibuat Tuhan berhasil.
2. Mempermuliakan Tuhan.”Muliakanlah
Tuhan dengan hartamu dan dengan hasil pertama mu”(9)
Bangsa Israel mempersembahkan
hasil panen pertama mereka kepada Tuhan sebagai pengakuan bahwa Dialah pemilik
tanah itu ( Im 23:10; 25:23 Bil 18: 12-13 ) Kita juga harus memberikan hasil
pertama dari pendapatan kita kepada Allah supaya kita menghormati Dia sebagai
Tuhan atas kehidupan dan harta milik kita. Maka Tuhan akan membuka jalan untuk
mencurahkan berkat-Nya ( Mal 3:10,2 Kor 9:6 ) Dengan cara ini Tuhan akan selalu
berbuat baik dan menjauh kan diri dari kejahatan. Orang berhikmat tidak silau
terhadap godaan harta dunia karena menyadari nilainya tidak sebanding dengan berkat yang disediakan Allah
bagi yang setia dan taat pada Firman Allah. Orang berhikmat selalu hidup dalam
rasa syukur, rendah hati dan selalu mau diajar oleh Firman Allah yang memperbaharui
hidupnya terus menerus. Kebahagiaan orang berhikmat berdimensi vertikal dan
horisontal: dan hidup bahagia karena Memuliakan Tuhan.
4. Mendapatkan
Kerbahagiaan Sejati ("Berbahagialah
orang yang mendapat hikmat orang yang
memperoleh kepandaian “)(13) Berbicara tentang Kebahagiaan sejati ada
beberapa hal :
Kebahagiaan sejati ada pada Tuhan.Yesus katakan: “Marilah kepadaKu…”. Kebahagiaan sejati hanya ada pada Tuhan, sebab Dialah yang memiliki semua jawaban dan jalan keluar yang kita butuhkan dan jawaban Tuhan tersebut ada di dalam FirmanNya. Bila kita dilanda ketakutan terhadap kematian, Firman Tuhan akan menenangkan jiwa kita.... Kebahagiaan sejati harus diusahakan.
Meskipun kita berdoa dengan bercucurkan air mata darah memohon Tuhan mengadakan mujizat, belum tentu bisa terjadi. Yesus katakan: “Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah kepadaku”, harus ada yang dilakukan. Ketika Yesus mengatakan “pikullah kuk yang kupasang” berarti Dia akan memikulnya bersama dengan kita. Ajakan Yesus berikut: “belajarlah kepadaKu,” berarti kita akan melangkah mengikuti langkah yang diayunNya. KataNya lagi “Aku ini lemah lembut dan rendah hati”. Ia akan menjadi guru yang sangat pengertian dan nyaman untuk belajar. Kebahagiaan sejati tidak sulit untuk diperoleh.
Yesus
katakan “…bebanku pun ringan”. Ketidakbahagiaan adalah beban kehidupan. Kuk
juga adalah sebuah beban.. Untuk mengatasinya, Yesus memikulkan sebuah beban
kepada kita. Kita tidak perlu melakukan sesuatu yang bisa menimbulkan masalah
baru yang lebih besar, juga tidak perlu menghabiskan energi untuk merencanakan
pembalasan kepada orang yang pernah menyakiti kita. Semuanya akan selesai dalam
sekejap dengan “pengampunan”.dengan tidak mengungkit masa yang lalu. Jika
ingin memiliki Kebahagiaan Sejati, Selamat berjuang bersama
Yesus, niscaya kebahagiaan sejati akan menjadi milik kita. Amin! Tuhan Yesus Memberkati.
Gembala
Jemaat : Pdt. Agus Octavianus