Pada jaman Israel kuno, kuk yang dipasang merupakan berbentuk 2 buah dan dipasang pada 2 ekor binatang, di masa itu Tuhan Yesus lebih sering berbicara perumpamaan dan diambil menjadi contoh oleh Tuhan Yesus, karena masyarakat Yahudi pada saat itu lebih banyak yang berprofesi dalam pertanian sehingga masyarakat mudah memahami perumpamaan yang disampaikan Tuhan.
Memang kuk diperlambangkan sebagai lambang perhambaan
Bagi masyarakat Yahudi pada masa itu melaksanakan hukum Taurat itu merupakan hal yang berat, yang diturunkan menjadi 613 larangan/ peraturan moral oleh para ahli Taurat, padahal Tuhan hanya menurunkan 10 perintah Allah
Ahli Farisi membuat sekian banyak peraturan tersebut agar seluruh orang Yahudi wajib melakukannya, namun mereka sendiri tidak melakukan keseluruhannya.
Rasul Paulus saat sebelum dia ditangkap Roh Tuhan dan bertobat, sempat merasa arogan bahwa dia telah melakukan seluruh hukum Taurat yang berlaku.
Tuhan Yesus sendiri merupakan anak domba yang sempurna dan tidak bercacat cela yang layak menjadi korban pengampunan dosa seluruh umat manusia, merupakan penggenapan dan sentral utama dalam ibadah menurut hukum Taurat.
Dan melalui korbanNya di kayu Salib, menggenapi seluruh hukum Taurat (Roma 10 :4, "Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.")
Dan Tuhan Yesus menggenapi hukum Taurat dengan mengganti dengan Hukum Kasih yang di dalamnya mencakup semua dalam hukum Taurat itu sendiri, Matius 22 : 37-40, perihal hukum Kasih.
Dan kuk yang dipasang pada kedua binatang, dipasangkan 1 ekor hewan yang lebih berpengalaman dengan 1 ekor binatang yang baru. sehingga 1 ekor yang berpengalaman akan selalu mengikuti arah kemana pemilik mengarahkan dan menarik lembu lain untuk memaksa lembu yang baru untuk mengikutinya.
Dengan mengenakan kuk yang Tuhan Yesus berikan, juga merupakan pembelajaran bagi kita umat Tuhan untuk menjadi serupa dengan Kristus.
Galatia 6 : 1, "Saudara-saudara, kalaupun seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri, supaya kamu juga jangan kena pencobaan." Ayat ini berbicara bahwa setiap kita yang sudah dewasa rohani dan memahami firman Tuhan, harus tetap memperhatikan sesamanya, saudara seimannya yang melakukan suatu pelanggaran, wajib memimpin orang tersebut ke jalan yang benar dalam roh yang lemah lembut.
Umat Tuhan pun dituntut untuk hidup yang berbeda dari orang-orang dunia, dengan memikul kuk juga mencerminkan kepada Kristus, mencerminkan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
I Yohanes 5 : 3, "Sebab inilah kasih kepada Allah yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintahNya, perintah-perintahNya itu tidak berat."
Jangan pernah mengambil keputusan saat kita berada dalam kondisi marah maupun terlalu kesenangan, karena potensi keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang keliru.
Preacher : Pdp. Susanto Kou, S.E
Written by : ssr
Tidak ada komentar:
Posting Komentar