Tema : Berbahagialah
orang yang menyenangkan hati Allah.
“ Berbahagialah
orang-orang yang diam di rumah-Mu yang terus-menerus memuji-muji Engkau”(5)
Bapak/Ibu dan Saudara yang dikasihi Tuhan, tidak terasa kita sudah memasuki bulan November, waktu sepertinya berlalu begitu cepat dan begitu banyak peristiwa yang terjadi sepanjang tahun yang telah kita lewati dan itu merupakan suatu pengalaman rohani yang diizinkan oleh Tuhan. Di dalam semua ini Tuhan sedang mengajar kita untuk bergantung sepenuh hati kepada-Nya. Iman kita harus terus diasah sehingga bisa bertumbuh dan berkembang.
Kita memohon kekuatan dari Tuhan bagi Gereja-Nya. Kita akan melihat Firman Tuhan dari Mazmur 84:5. Kuncinya kita harus mau membangun keluarga kita dalam kekuatan Tuhan, sebab Dialah yang melindungi kita. Sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh mempunyai rasa khawatir yang berlebihan sebab akan dapat menimbulkan kekacauan. Sebaliknya, kita harus menaruh pengharapan akan kekuatan di dalam Tuhan.
Sebab orang yang
memberi lebih berbahagia daripada orang yang menerima. Kita memberi bukan hanya
berupa uang tetapi juga perhatian, pikiran, tenaga, kata-kata yang baik, dan
pengalaman kita sebagai suatu bentuk pelayanan. Jika semua itu kita berikan
dengan tulus, maka Tuhan pasti berkenan memberi kebahagiaan kepada kita. Dari
bacaan Firman di atas ada beberapa hal penting untuk kita renungkan.
1. Makna
sebuah kebahagiaan
Apa
itu kebahagiaan dan apakah kebahagiaan itu artinya sungguh-sungguh diberkati oleh
Tuhan? Ada banyak gereja yang berorientasi pada kesenangan jemaat. Para
pemimpinnya tidak mau membicarakan lagi tentang dosa atau teguran dari Tuhan.
Mereka mau semua jemaat tersenyum, namun mereka tidak pernah mementingkan
kekudusan. Hari hari ini ada banyak hamba Tuhan dalam menyampaikan Firman Tuhan
tidak secara utuh dari Alkitab. Mereka hanya menyampaikan apa yang menyenangkan
dan apa yang menarik perhatian orang-orang secara umum. Mereka semua memberitakan
tentang kebahagiaan yang bersifat duniawi dan ini sedang menjadi trending topic
dimana-mana, yang pada akhirnya kebenaran Firman Tuhan sudah mulai diabaikan
sehingga Gereja Tuhan banyak yang dipermainkan. Di sana mulai ada investasi
Setan yang justru bisa menghancurkan. Pagi ini kita mau belajar merenung
sejenak tentang kebahagiaan , apakah kita berbahagia karena kebahagiaan
dunia (semu) atau kebahagiaan kita karenaTuha
2. Kebahagiaan
yang bersifat Duniawi (Semu)
Kita bisa melihat kebahagiaan
dunia yang semu menganut paham dan berpikir bahwa kalau sudah menjadi orang
baik atau bermoral itu sudah cukup untuk mencapai kebahagiaan. Pengajaran ini
berasal dari Socrates, Plato, dan Aristoteles. Kebahagiaan yang dipahami adalah
kebahagiaan yang bukan berasal dari luar tetapi dari diri seseorang yang merasa
lebih baik daripada orang lain. Menurut mereka, menjadi orang baik pasti
melibatkan tuntutan hati nurani dan pikiran. Ini semua terdengar baik. Namun
masalahnya pikiran kita sudah jatuh dalam dosa. Ketika kita memang terlihat
lebih baik, padahal faktanya kita sedang menyombongkan diri. Mungkin kita merasa
lebih superior dalam hal moral dan ini adalah dosa kesombongan. Menjadi baik
bukanlah sebuah kompetisi. Sebagai pengikut Kristus tentu nya harus memikirkan
tentang kehidupan sebagai orang Kristen seutuhnya dan pada saat kematianpun kta
harus tetap menjadi orang percaya yang
takut Tuhan.
Bapak/Ibu, kita juga bisa
melihat konsep kebahagiaan yang semu dalam hedonisme (kepuasan jasmani) Budaya Hedonisme sedang berkembang
saat ini terutama dikalangan Artis dan kaum sosialita. Mereka sering berbicara
mengenai kepuasan jasmani. Namun merka tidak menyadari bahwa kepuasan itu bisa memperbudak mereka.
Orang-orang yang hedonis tidak memikirkan orang lain. Mereka hanya memikirkan diri
sendiri. Kebahagiaan jasmani sesung guhnya tidak akan bertahan selamanya.
Karena tidak memberikan kebahagiaan jiwa sehingga tidak pernah sampai ke dalam
jiwa kita.
Bapak/Ibu kita juga bisa melihat
konsep kebahagiaan yang semu dalam teleologi
(tujuan akhir). Ada orang yang senang setelah musuhnya dibunuh.
Contohnya: Saul benar-benar bersikeras ingin membunuh Daud. Ada orang-orang
yang merasa bahagia setelah mencapai semua mimpinya. Ada orang-orang yang
berinvestasi pada barang-barang yang begitu mahal. Mereka berkompetisi dan juga
mengoleksi semua itu. Semua ini mereka lakukan untuk kepuasan diri. Namun
kebahagiaan mereka sungguh semu adanya. Kita harus berhati-hati ketika fokus
dari semuanya adalah diri kita sendiri. Ada yang memandang kebahagiaan sebagai
proses dan ada yang memandang sebagai akhir. Kita harus berhati-hati terhadap
konsep-konsep kebahagiaan yang semu seperti ini. Karena semua itu bisa menjebak
kita dalam kekosongan jiwa dan yang pada akhirnaya menjadi pribadi yang sangat
egois
3.
Kebahagiaan yang sesuai dengan Firman Tuhan
Bapak/Ibu Apa kata Alkitab mengenai kebahagiaan? Pertama Alkitab mengatakan bahwa kita harus memiliki karakter rohani (Matius 5:3-11) yaitu miskin di hadapan Allah (ayat 3), berdukacita di dalam Tuhan (ayat 4), lemah lembut (ayat 5), lapar dan haus akan Firman Tuhan (ayat 6), murah hatinya (ayat 7), suci hatinya (ayat 8), membawa damai (ayat 9), menderita karena kebenaran (ayat 10), dan menderita karena Kristus (ayat 11).
Ini semua berasal dari dalam ke luar. Kebahagiaan bukanlah berasal dari luar ke dalam. Kekuatan kita sendiri terba tas adanya dan bisa membawa ke dalam kesombongan. Maka dari itu kita harus memiliki karakter Kristus. Kita harus memiliki perasaan miskin dalam roh. Kita juga harus memiliki air mata untuk jiwa-jiwa yang belum kembali kepada Tuhan.
Di dalam situasi seperti sekarang, kita harus bisa menjadi saksi untuk mengarahkan orang-orang melihat kepada Tuhan dan bukan penyakit. Kita harus memberitakan kabar baik dan bukan kabar buruk. Kita percaya akan kedaulatan Allah. Kita harus percaya bahwa hidup dan mati kita ada di tangan Allah. Kita juga harus memiliki hati yang mau diajar dan mau dibentuk oleh Tuhan. Kepekaan untuk melihat pimpinan Tuhan harus kita miliki. Kita bukan agen kekacauan atau kepanikan.
Kita harus siap untuk menderita bagi Tuhan. Sembilan karakter rohani yang ditulis di atas merupakan kebahagiaan kita. Itu semua adalah kekuatan yang mendorong kita untuk beribadah kepada Allah dan tetap setia melayani-Nya. Mereka yang memiliki karakter ini akan senantiasa menang atas dosa. Yang pada akhirnya Tuhan dipermuliakan. Sebagai hamba Tuhan saya hanya mengingatkan bahwa kita harus mengerti apa yang seharusnya kita kejar.
Kebahagiaan kita bukanlah karena apa yang
kita miliki. Tetapi berbahagian yang dimaksud adalah seberapa
banyak aku dapat memberi dan bukan karena menerima (Kisah Para Rasul 20:35).
Kita memiliki iman, ketaatan, dan tanggung jawab. Itulah karakter kita. Kita
belajar bahwa yang memberi itu lebih berbahagia daripada yang menerima. Kita
memberi agar orang-orang dapat melihat kasih Tuhan. Pujian bukanlah tujuan
kita. Kita harus berhati-hati terhadap sikap haus pujian. Semua yang kita
lakukan adalah untuk Puji dan hormat bagi kemuliaan Allah di tempat yang maha
tinggi.
Bapak/Ibu kebahagiaan kita
adalah karena kekuatan dan hasrat
kita selaras dengan Kerajaan Tuhan (Mazmur 84:5). Motivasi kita yang
paling utama haruslah untuk Kerajaan Allah. Pengalaman kita dan kepintaran kita
akan menjadi sia-sia jika kita tidak takut akan Allah. Takut akan Allah
mendorong iman dan perjuangan kita.
Kebahagiaan orang percaya adalah karena hidupnya dipakai Tuhan Jika kita yang kecil dan terbatas ini boleh dipakai oleh Tuhan, maka itu adalah kebahagiaan yang besar. Bagaimana hal itu bisa terjadi ?
Pertama karena kita memiliki karakter rohani/ Kristus (Matius 5:3-11).
Kedua karena lebih berkat memberi daripada menerima (Kisah Para Rasul 20:35). Kita memberi untuk menyatakan kasih Tuhan.
Ketiga karena kita memiliki kekuatan dan hasrat kita selaras dengan Tuhan (Mazmur 84:5).
Keempat karena hidup
kita dipakai Tuhan. Semua yang kita miliki harus kita persembahkan
kepada Tuhan. Kita harus berjuang dan mempersiapkan generasi selanjut nya untuk
terus beribadah kepada Tuhan. Apa yang kita kerjakan mengandung nilai kekal.
Kita bahagia karena kita adalah bagian dalam Kerajaan Allah sehingga semua yang
kita lakukan dan kerjakan bertujuan untuk menyenangkan hati Allah..Amien
Tuhan
Yesus Memeberkati
Gembala Jemaat : Pdt. Agus Octavianus