Pagi ini sehari
sebelum artikel ini diposting, merupakan hari Kenaikan Tuhan Yesus Kristus, penulis bersama keluarga mengikuti ibadah pagi di Jakarta. Saat ibadah dimulai
sampai beberapa lagu pujian pembukaan, penulis merasakan perasaan berat, tidak
semangat, bahkan sampai berpikiran bahwa lagu-lagu yang dinyanyikan Song Leader
tampak tidak bersemangat. Namun di sisi lain, penulis memperhatikan banyak
jemaat di sekeliling tampak bersukacita, menari, memuji Tuhan dengan sepenuh
hati.
Lalu dimanakah
kesalahannya? Apayang menyebabkan penulis merasa sangat berat??
Apakah penulis
tidak mempersiapkan diri dengan baik sebelum pergi menuju gereja utk ibadah?
Ataukah penulis sedang memiliki beban pikiran? Kayaknya tidak. Ataukah
jemaat-jemaat yang tampaknya memuji Tuhan dengan penuh sukacita itu sebenarnya
sedang berpura-pura menggunakan ‘topeng’ ekspresi/ pribadi malaikat di gereja?
Setelah beberapa
waktu kemudian, penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. Sebenarnya
dari situasi yang penulis alami, semuanya kembali kepada diri kita sendiri,
menjadi keputusan pribadi kita - apakah kita akan tetap berdiam dalam situasi
yang melemahkan dan mematahkan semangat kita? Atau kita berkeputusan untuk
melakukan tindakan, menggerakkan langkah kita untuk berjalan keluar dari
situasi tersebut.
Sebab ada firman Tuhan yang berkata pada
kitab Amsal 17:22, “Hati yang gembira
adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”
Ya, Sesungguhnya Tuhan sudah menyediakan OBAT YANG MANJUR, dan Obat itu sudah ada di dalam diri kita masing-masing. Segala sesuatu dalam kehidupan ini
tergantung dari diri kita sendiri, lebih tepat diistilahkan sebagai SIKAP HATI, apakah kita mau tetap mengasihani diri kita,
atau bertindak untuk bangkit dan membangun diri kita.
Tuhan adalah setia
dan selalu menanti kita, DIA sabar menanti kita, kapan kita mau taat dan
berjalan menurut kehendakNya. Kapan kita mau bangkit keluar dari luka batin,
kepahitan kita, kekecewaan kita, untuk 'berjalan' menuju pribadi Tuhan Yesus
yang mampu menyembuhkan segala luka hati dan menghibur kita yang kecewa.
Ya, semuanya
tegantung pada keputusan kita sendiri.
Kita mau sukses?!
Maka kita harus mau belajar, bekerja keras dan fokus pada tujuan kita.
Kita mau bahagia
dan penuh sukacita?! Ubahlah cara kita memandang / mindset kita, bukan
lingkungan yang harus berubah supaya kita bahagia, namun kitalah yang harus
berubah untuk melihat segala sesuatunya secara sederhana. Tuhan sudah
menciptakan dan menyediakan semua keperluan kita menurut kekayaan dan
kemuliaanNya.
Sekali lagi, 'IT'S YOUR OWN DECISION!' (ssr2012)