Di hari Minggu pagi
yang cerah, penulis sedang mengikuti ibadah pagi, menyaksikan penampilan
persembahan pujian dari anak-anak Sekolah Minggu, yang menyanyikan lagu 'Di
dalam dunia ada 2 jalan'.
Kalimat lagu ini
mengatakan bahwa "di dalam dunia ada dua jalan, yaitu lebar dan sempit, yang
lebar api jiwamu mati, tapi yang sempit jiwa berglory."
Lagu ini sangat mengingatkan
kita semua waktu masih kecil bersekolah Minggu dan menjadi rhema dalam hati
kita pribadi.
Namun terlintas
dalam pikiran penulis, bahwa terasa ada yang tidak tepat pada tiap kalimat
dalam lagu tersebut. Memang pada
jamannya lagu tersebut mulai dikenal dan populer di gereja-gereja, pemikiran
bahwa jalan yang lebar itu memberikan pesan tersirat bahwa lebarnya, luasnya
memberikan kenyamanan, santai namun mengarah pada kehancuran dan maut pada diri
kita jatuh pada kematian yang kekal. Sedangkan jalan yang sempit, ternyata
mengarah pada keselamatan Tuhan, jalan sempit memberi konotasi bahwa mau
mengikuti Tuhan itu susah, sukar, berat. Betulkah demikian??!
Mari kita perhatikan di Injil Matius 11:28-30, mencatat perkataan Tuhan Yesus, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."
Dan bacalah Yohanes 3 : 16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Kedua bagian firman Tuhan ini secara gamblang, Tuhan menegaskan bahwa siapapun yang percaya, menerima sebagai Juru Selamat pribadi dan mengikutiNya, hanya tinggal datang saja, dan langsung menerima anugerah Keselamatan secara cuma-cuma!!!
Begitu besarnya kasih Allah pada kita, sehingga tidak ada niatan sekecil pun dari Tuhan Allah untuk mempersulit setiap orang yang hendak mencari DIA untuk memperoleh keselamatan kekal.
Jadi bisakah kita sekarang melihat dengan mata rohani kita bahwa jalan Tuhan itu membawa kelegaan, bukan ukurannya yang diperdebatkan!
Hebatnya Allahku!!!