
Anaknya menjawab,"Saya lihat bahwa kita punya seekor anjing dan mereka punya empat ekor. Kita punya kolam yang mencapai pertengahan kebun kita dan mereka punya anak sungai yang tak berujung. Kita punya lampu impor di taman kita dan mereka punya bintang-bintang di langit pada malam hari. Halaman kita mencapai pekarangan depan rumah kita dan mereka mempunyainya sampai batas kaki langit. Kita punya sebagian kecil tanah untuk tempat tinggal dan mereka punya ladang-ladang yang jauhnya melampaui pandangan kita. Kita punya pelayan-pelayan yang melayani kita, tetapi mereka melayani orang lain. Kita membeli makanan, tapi mereka menanamnya sendiri. Kita punya tembok untuk melindungi milik kita, sedang mereka punya sahabat-sahabat untuk melindungi mereka."
Sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Anaknya menambahkan, "Terima kasih, ayah karena telah menunjukkan betapa miskinnya kita!"
Betapa pentingnya cara memandang! Miskin atau kaya, buruk atau baik, berkeluh kesah atau bersyukur ditentukan juga oleh cara kita memandang. Belajarlah selalu memandang secara luas, kritis, positif, dan konstruktif supaya kita selalu dapat hidup bersyukur!
Disadur dari : Wasiat, Oktober 2009