Minggu, April 29, 2018

Karakter Daniel yang Berkenan bagi Allah

Daniel 1 : 8 -17, tentang ketetapan Daniel yang tidak menyantap hidangan Raja. Kisah Daniel ini bukan berkaitan dengan hal-hal yang mistis. Namun yang akan kita pelajari saat ini adalah karakter Daniel, sebagai satu sosok pribadi yang luar biasa sehingga Allah memberikan hikmat dan kemampuan lebih kepada Daniel.
Pada ayat ke-8 dikatakan bahwa Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan diri dengan makan makanan yang telah disantap Raja, melainkan hanya meminta diberi sayuran saja.
Daniel memiliki kemampuan yang luar biasa, di mana dia mampu menterjemahkan segala sesuatu yang tersembunyi melalui mimpi dan penglihatan, menterjemahkan mimpi Raja Nebukadnezar, tulisan di dinding. Dan Daniel pula yang mendapatkan penglihatan tentang akhir zaman.
Mengapa Daniel bisa mendapatkan hal-hal tersebut?
Mengapa Allah memberikan kasih karunia dan kemampuan lebih kepada Daniel ?
Karena Sikap hidup Daniel (ayat 8), yang berketetapan tidak menajiskan diri dengan menyantap santapan makanan dari Raja, yang sebelumnya dipersembahkan dulu kepada dewa Baal. Makanan tersebut pasti merupakan makanan-makanan pilihan yang lezat. Namun Daniel lebih memilih untuk tidak menajiskan dirinya. Daniel tidak tenggelam dalam kesenangan-kesenangan dunia, melainkan fokus bagaimana menyenangkan hati Allah.
Daniel sungguh-sungguh melakukan apa yang menjadi Kehendak Allah.

Mari kita baca Yakobus 1 : 17, "Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran."

Amsal 2 : 6, "Karena TUHANlah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian."

Pada Daniel 1 : 17, Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian setelah Daniel konsisten tidak menajiskan dirinya dengan menyantap makanan Raja dengan resikonya.
Demikian juga halnya tentang Kekristenan kita, kita yang sudah tahu persis akan karya keselamatan Yesus di kayu Salib, yang terlebih dahulu berkorban sampai mati demi menebus dosa kita.
Melalui teladan Daniel ini, kita boleh menjadi orang Kristen yang mengalami janji-janji Allah, hidup tidak lagi menuruti keinginan daging kita, yang sudah meninggalkan semua karakter, sikap hidup lama yang penuh dengan dosa dan kedagingan.

Mari kita mau mengkoreksi diri kita untuk semakin hidup berkenan pada Tuhan, jangan fokus hanya untuk mendapatkan berkatnya saja, melainkan mau membayar 'harga' untuk menyediakan waktu kita bagi Tuhan, melakukan apa yang Tuhan perintahkan dan hidup sesuai kebenaran firman Tuhan. Maka Allah pasti akan memberikan kepada kita anugerah/berkat untuk memperlengkapi kita untuk tetap menjadi berkat dan mendukung pekerjaan Allah di dunia ini.





Preacher : Pdt. Dr. Johanes Sugeng, MSc.
Written by : ssr.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar