Dalam
kesibukan rutinitas penulis dalam berinteraksi dengan banyak orang dalam
pelayanan klinik, beberapa hari yang lalu saat artikel ini ditulis, staf medis
dari poli KIA menghadap ke penulis melaporkan bahwa ada kasus anak balita perempuan
usia sekitar kurang dari 5 tahun yang mengalami kesakitan saat hendak berkemih.
Yang menyebabkan staf medis menghadap penulis untuk konsultasi mengenai temuan
mereka saat melakukan pemeriksaan fisik pada kelamin balita tersebut, yang
singkat cerita menimbulkan asumsi terjadinya tindak kejahatan percabulan
(sexual-intercourse) pada balita tersebut.
Adalah suatu
hal yang sulit dan membingungkan bagi staf medis di poli KIA tersebut untuk
menjelaskan kepada ibu balita tersebut. Memang, tidak ada orang tua manapun
yang terlintas dalam pikirannya bahwa sakitnya anak balitanya adalah karena
disebabkan tindak percabulan oleh seseorang.
Artikel ini
tidak membahas tentang cerita tersebut, peristiwa nyata tersebut menjadi sebuah
teguran, pengalaman, pelajaran berharga bagi kita semua, untuk selalu waspada,
memberikan nasehat dan didikan bagi anak-anak kita baik laki-laki ataupun
perempuan. Dan perlunya intervensi orang tua untuk tidak tabu dalam menjelaskan
tentang perbedaan bentuk kelamin laki-laki dan perempuan bila ditanyakan oleh
anak balitanya dan memberi larangan kepada anak-anak untuk tidak melakukan
hal-hal yang tidak senonoh (maksudnya keluar kamar mandi dalam kondisi
telanjang) dan mengajarkan untuk merawat dan menjaga organ-organ seksualnya
terutama dari orang-orang asing maupun orang-orang terdekatnya yang berusaha
memegang alat kelaminnya, bisa dengan menangis atau berteriak yang sekencang-kencangnya
atau lari.
Hasrat/
nafsu kedagingan itu akan selalu ada, namun harus dikontrol dan kita harus
mampu pegang kendali dan sesadar-sadarnya, jadi tidak ada alasan atau kilah, “maaf,
saya khilaf, tidak sadar ketika melakukannya (tindak kejahatan/tindakan tidak
terpuji).” (Ayat Referensi Mat. 26:41 dan Mar. 14:38, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Dan Gal. 5:19-21,
“Perbuatan daging telah nyata, yaitu:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan,
perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh
pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya
itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa
melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah.”)
Baiklah
kita senantiasa aktif dalam pekerjaan, pelayanan maupun senantiasa berinteraksi
dalam lingkungan yang sehat dan positif membangun kita, di lingkungan keluarga,
pekerjaan, gereja. Jangan bergaul, malah hindari teman-teman/ rekan-rekan yang
suka nonton video cabul streaming di handphone, yang ngajakin ke dugem (dunia
gemerlap) atau sekarang istilahnya clubbing,
di tempat-tempat dan pergaulan demikian hanya akan membuka celah bagi
pikiran-pikiran jahat berkeliaran di seluruh isi kepala kita, sehingga menjadi
benih-benih dosa yang siap tumbuh besar bila kita menyambutnya tanpa ada usaha
untuk menyingkirkan ataupun menolaknya dengan di dalam nama Tuhan Yesus yang
disertai dengan pertobatan sejati. Tinggal tunggu waktunya menuai dosa dan
badai dosa.
Marilah
kita isi hari-hari kita dengan firman Tuhan, hal-hal yang positif dan membangun
rohani, iman dan pemahaman kita akan firman Tuhan dan kehendakNya untuk terus
berusaha menjadi serupa seperti Kristus yang adalah Kudus dan sempurna.
Written by : Suryadi Ramli