Selamat Datang....Tuhan Memberkatimu...

Selamat Datang di Blog Rehobot Community
Kami berharap Bro en Sis akan mendapatkan banyak berkat dari tulisan-tulisan artikel rohani, kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya yang ditulis oleh admin dan rekan-rekan. teman, sahabat inter-denominasi dan ataupun dari para pembaca Buletin Rehobot Community.
Blog ini memfasilitasi publikasi : 1. Berbagai kumpulan Firman Tuhan, 2. Link video Ibadah Raya GBIS Bukit Karmel - Jl. Kebayoran Lama Raya, Jakarta Selatan dan Pos PI GBIS Bukit Karmel - Bumi Serpong Damai 3. Link video konten SenengnyangoFi 4. Dokumentasi foto-foto 5. Link Audio Firman Tuhan yang bisa Anda dengarkan setiap saat - Klik langsung dengarkan

Dengan rendah hati Blog Rehobot Community ini dapat menjadi berkat dan sumber inspirasi dan Referensi firman Tuhan/ Renungan bagi para sahabat terkasih Umat Tuhan yang rindu mengeksplorasi kebenaran demi kebenaran firman Tuhan serta menambah wawasan melalui kesaksian ataupun pengalaman hidup orang lain yang diberkati. Dan sebagai modifikasi informasi, juga dilampirkan cuplikan video singkat saat firman Tuhan disampaikan. Kami ucapkan terima kasih...

Bila Anda ingin memberikan ide / saran / masukan pada kami mengenai blog Rehobot Community, Anda dapat mengirim e-mail ke : rehobot.comm@gmail.com

Rabu, September 25, 2013

CONTROL UR LUST

    Dalam kesibukan rutinitas penulis dalam berinteraksi dengan banyak orang dalam pelayanan klinik, beberapa hari yang lalu saat artikel ini ditulis, staf medis dari poli KIA menghadap ke penulis melaporkan bahwa ada kasus anak balita perempuan usia sekitar kurang dari 5 tahun yang mengalami kesakitan saat hendak berkemih. 
    
    Yang menyebabkan staf medis menghadap penulis untuk konsultasi mengenai temuan mereka saat melakukan pemeriksaan fisik pada kelamin balita tersebut, yang singkat cerita menimbulkan asumsi terjadinya tindak kejahatan percabulan (sexual-intercourse) pada balita tersebut.

    Adalah suatu hal yang sulit dan membingungkan bagi staf medis di poli KIA tersebut untuk menjelaskan kepada ibu balita tersebut. Memang, tidak ada orang tua manapun yang terlintas dalam pikirannya bahwa sakitnya anak balitanya adalah karena disebabkan tindak percabulan oleh seseorang.

    Artikel ini tidak membahas tentang cerita tersebut, peristiwa nyata tersebut menjadi sebuah teguran, pengalaman, pelajaran berharga bagi kita semua, untuk selalu waspada, memberikan nasehat dan didikan bagi anak-anak kita baik laki-laki ataupun perempuan. Dan perlunya intervensi orang tua untuk tidak tabu dalam menjelaskan tentang perbedaan bentuk kelamin laki-laki dan perempuan bila ditanyakan oleh anak balitanya dan memberi larangan kepada anak-anak untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak senonoh (maksudnya keluar kamar mandi dalam kondisi telanjang) dan mengajarkan untuk merawat dan menjaga organ-organ seksualnya terutama dari orang-orang asing maupun orang-orang terdekatnya yang berusaha memegang alat kelaminnya, bisa dengan menangis atau berteriak yang sekencang-kencangnya atau lari.  
    
    Hasrat/ nafsu kedagingan itu akan selalu ada, namun harus dikontrol dan kita harus mampu pegang kendali dan sesadar-sadarnya, jadi tidak ada alasan atau kilah, “maaf, saya khilaf, tidak sadar ketika melakukannya (tindak kejahatan/tindakan tidak terpuji).” (Ayat Referensi Mat. 26:41 dan Mar. 14:38, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah." Dan Gal. 5:19-21, Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu -- seperti yang telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.”)
    
    Baiklah kita senantiasa aktif dalam pekerjaan, pelayanan maupun senantiasa berinteraksi dalam lingkungan yang sehat dan positif membangun kita, di lingkungan keluarga, pekerjaan, gereja. Jangan bergaul, malah hindari teman-teman/ rekan-rekan yang suka nonton video cabul streaming di handphone, yang ngajakin ke dugem (dunia gemerlap) atau sekarang istilahnya clubbing, di tempat-tempat dan pergaulan demikian hanya akan membuka celah bagi pikiran-pikiran jahat berkeliaran di seluruh isi kepala kita, sehingga menjadi benih-benih dosa yang siap tumbuh besar bila kita menyambutnya tanpa ada usaha untuk menyingkirkan ataupun menolaknya dengan di dalam nama Tuhan Yesus yang disertai dengan pertobatan sejati. Tinggal tunggu waktunya menuai dosa dan badai dosa.
       
    Marilah kita isi hari-hari kita dengan firman Tuhan, hal-hal yang positif dan membangun rohani, iman dan pemahaman kita akan firman Tuhan dan kehendakNya untuk terus berusaha menjadi serupa seperti Kristus yang adalah Kudus dan sempurna.


Written by : Suryadi Ramli

DIVORCE



Beberapa hari yang lalu, penulis kedatangan tamu dari staf kelurahan setempat, singkat cerita terungkap pembicaraan bahwa dia ada masalah dengan isterinya yang baru dinikahinya sekitar 6 bulan yang lalu, dengan berbagai macam alasan dia kemukakan, bahwa isterinya sangat ‘kepo’ yang ingin tahu segala sesuatu yang dilakukannya secara detil, sering marah-marah  dan bertengkar dengannya, dan lain sebagainya.
Di lain hal, 2 orang staf tempat kerja penulis pun walau tidak bersamaan sudah melakukan perceraian dan yang satu sudah melakukan pernikahan dengan suami yang baru dan satunya lagi baru melangsungkan lamaran untuk menikah dengan calon suami yang baru.
Memang, sebagian besar staf yang bekerja di lingkungan kerja penulis adalah orang-orang di luar Tuhan, mereka memiliki pemahaman bahwa mantan suaminya adalah bukan jodohnya, dan selalu berharap bahwa setelah perceraiannya akan menemukan jodohnya yang sejati.
Pada kisah yang pertama, penulis sempat melontarkan pemikiran sederhana pada staf kelurahan tersebut, dengan mengutip kalimat seorang hamba Tuhan di sebuah radio rohani yang mengatakan bahwa. “Pernikahan itu adalah mencocok-cocokkan hal-hal yang tidak cocok yang sudah ada di dalam diri kedua pihak yaitu suami dan isteri.”
Firman Tuhan di Kejadian 2 : 24 mengatakan, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Dua pribadi yang sudah sepakat untuk menundukkan diri dengan saling terikat dan mengikat dalam satu pernikahan untuk membentuk rumah tangga yang baru, haruslah saling merasa yakin dan seyakin-yakinnya bahwa pasangannya merupakan pasangan hidup yang Tuhan pilih. Tapiiiiiiiiii….. dengan catatan, bahwa dalam memilih dan menetapkan seseorang menjadi pasangan hidup haruslah sesuai dengan firman Tuhan antara lain : 
  1.  Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?” (2 Kor 16 : 14) Kata ‘seimbang’ dapat ditafsirkan sebagai : a. Seiman; b. perekonomian yang cukup, maksudnya supaya kedua pihak mau saling menerima sesadar-sadarnya terhadap kondisi keuangan, pekerjaan masing-masing supaya jangan sampai karena si Isteri gajinya puluhan juta sedangkan sang suami cuma beberapa juta saja sehingga potensi suami minder atau isteri yang jadi arogan terhadap suami, dsb; c. Nama baik keluarga, ini juga perlu diperhatikan bagi kedua pasangan untuk mengetahui, memahami dan siap menerima konsekuensi yang mungkin timbul, misal ayahnya mantan narapidana, atau adik/saudara tersangkut narkoba dan lainnya. 
  2. Matius19:19, “hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Firman Tuhan menekankan kalimat ‘Hormati ayah dan ibumu’ berkali-kali bisa lebih dari 5-10 kali. Kita ketika memberitahukan kepada orang tua kita perihal calon isteri kita, baiklah kita mau dengan rendah hati mendengarkan pendapat atau komentar orang tua kita, orang tua yang bijak apalagi juga sebagai umat Tuhan haruslah kita pertimbangkan segala keputusannya, sebab kita pribadi tidak akan dapat melihat ‘kekurangan-kekurangan’ yang ada pada pasangan kita kalau bukan orang lain yaitu orang tua kita yang mungkin dapat melihat kekurangan-kekurangan yang ada. Bila orang tua kita tidak menyetujuinya, terima dan renungkan, janganlah langsung mempertentangkannya, bawalah dalam pergumulan doa kita. Mintalah nasehat pada para hamba Tuhan, benarkah yang diputuskan oleh orang tua kita? Jangan bahas masalah ini pada teman-teman sebaya anda, sebab kemungkinan besar Anda akan berada dalam masalah besar. Bila kedua orang tua akhirnya menyetujuinya, maka yakinlah, apapun konsekuensinya, pasangan ini adalah pilihan kita sendiri.
  3. Keduanya selain seiman, namun juga harus membaca, mengerti dan memahami firman Tuhan, ada beberapa ayat yang ditulis oleh Rasul Paulus mengenai suami isteri antara lain : I Petrus  3:7, “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” Dan Efesus  5:33, “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya. 
  4. Tidak melakukan hubungan sex sebelum menikah. Inilah bukti bahwa masing-masing pasangan saling menghormati dan saling menjaga untuk tidak saling merusak dengan melakukan hubungan sex sebelum menikah. (II Korintus  7:1, “Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.”)
Sebab pasangan hidup atau yang disebut jodoh, akan benar-benar mendapatkannya apabila kita meyakininya. Bila Anda belum yakin, jangan ambil keputusan gegabah, selama masa pertemanan/ penjajakan, kenalilah karakternya, kebiasaannya, cara-cara berpikirnya, mimpi, keinginannya, cita-citanya dan sikap dalam pergaulannya.
Mencari jodoh itu bukan sekali lagi bukan seperti semudah gonta-ganti baju, bila sudah bosan dengan isteri yang sekarang, tinggal diceraikan saja, lalu cari isteri baru, klo kaga cocok dengan selera, tinggal diceraikan lagi, dan seterusnya.

“Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!” Maleakhi  2:16

picture : www.theinvestigator.co.nz
written by : admin