Selamat Datang....Tuhan Memberkatimu...

Selamat Datang di Blog Rehobot Community
Kami berharap Bro en Sis akan mendapatkan banyak berkat dari tulisan-tulisan artikel rohani, kesehatan, psikologi, dan lain sebagainya yang ditulis oleh admin dan rekan-rekan. teman, sahabat inter-denominasi dan ataupun dari para pembaca Buletin Rehobot Community.
Blog ini memfasilitasi publikasi : 1. Berbagai kumpulan Firman Tuhan, 2. Link video Ibadah Raya GBIS Bukit Karmel - Jl. Kebayoran Lama Raya, Jakarta Selatan dan Pos PI GBIS Bukit Karmel - Bumi Serpong Damai 3. Link video konten SenengnyangoFi 4. Dokumentasi foto-foto 5. Link Audio Firman Tuhan yang bisa Anda dengarkan setiap saat - Klik langsung dengarkan

Dengan rendah hati Blog Rehobot Community ini dapat menjadi berkat dan sumber inspirasi dan Referensi firman Tuhan/ Renungan bagi para sahabat terkasih Umat Tuhan yang rindu mengeksplorasi kebenaran demi kebenaran firman Tuhan serta menambah wawasan melalui kesaksian ataupun pengalaman hidup orang lain yang diberkati. Dan sebagai modifikasi informasi, juga dilampirkan cuplikan video singkat saat firman Tuhan disampaikan. Kami ucapkan terima kasih...

Bila Anda ingin memberikan ide / saran / masukan pada kami mengenai blog Rehobot Community, Anda dapat mengirim e-mail ke : rehobot.comm@gmail.com

Senin, September 13, 2010

Give Your Hand Movement (Sociotherapy for Schizophrenia patient)


Sebelum kita membahas tentang Schizophrenia, ada baiknya kita mengerti terlebih dahulu apa itu Schizophrenia.
Schizoprenia adalah kekacauan jiwa yang serius ditandai dengan kehilangan kontak pada kenyataan (psikosis), halusinasi, khayalan (kepercayaan yang salah), pikiran yang abnormal dan mengganggu kerja dan fungsi sosial.
Schizophrenia adalah masalah kesehatan umum di seluruh dunia. Kejadian schizophrenia di seluruh dunia adalah kurang dari 1 persen, walaupun angka kejadian bisa lebih tinggi atau lebih rendah yang telah diketahui.
Schizophrenia lebih sering terjadi daripada penyakit Alzheimer, penyakit gula, atau multiple sklerosis.
PENYEBAB
Meskipun penyebab spesifik Schizophrenia tidak diketahui, kekacauan ini secara jelas mempunyai dasar biologi.
Banyak teori menyetujui model “vulnerability-stress”, di mana schizophrenia sering terjadi pada orang yang secara biologis lemah. Apa yang membuat orang yang lemah menjadi Schizophrenia belum diketahui tetapi mungkin termasuk kecenderungan genetik; masalah setelah, selama, atau sesudah kelahiran; atau infeksi virus otak.
Kesulitan dalam mengolah informasi, ketidakmampuan untuk memberi perhatian, ketidakmampuan untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima secara sosial, dan ketidakmampuan untuk menanggulangi masalah umum mungkin menunjukkan kelemahan.
Di model ini, tekanan lingkungan, seperti peristiwa kehidupan menegangkan atau bagian masalah mendasar yang salah, menjadi pemicu datangnya dan kambuhnya Schizophrenia pada individu yang lemah.
GEJALA
Penderita Schizophrenia banyak terjadi antara usia 18 dan 25 tahun bagi laki-laki dan antara 26 sampai 45 untuk wanita. Tetapi, datangnya di masa kecil atau awal masa remaja atau di akhir masa hidup adalah jarang terjadi.
Datangnya mungkin mendadak, beberapa hari atau minggu, atau lambat dan tersembunyi, lebih dari bertahun-tahun.
Keparahan dan macam gejala bisa berubah-ubah secara signifikan di antara penderita Schizophrenia.
Secara umum, gejala terbagi dalam tiga kelompok utama; khayalan dan halusinasi; pikiran yang kacau dan tabiat yang aneh; dan dengan gejala yang minim dan negatif.
Orang mungkin mempunyai gejala dari satu atau ketiga kelompok tersebut. Gejala-gejala tersebut bisa cukup parah seperti mengganggu kemampuan untuk bergaul dengan orang lain, dan merawat diri sendiri.
Schizophrenia yang mungkin oleh masyarakat awam dikenal sebagai orang gila yang sering berkeliaran di jalan-jalan bahkan tidak sedikit yang berpenampilan telanjang, kotor. Tapi orang gila yang berkeliaran di jalan merupakan penderita schizophrenia yang sudah mengalami kekacauan watak sehingga sulit diobati sampai membaik.
Memang tidak semua penderita Schizophrenia dapat diobati dan menjadi sembuh. Tapi bagi penderita schizophrenia yang memang menderita halusinasi audio ataupun visual ataupun keduanya namun masih dapat memiliki kemampuan berkomunikasi cukup dengan keluarganya atau orang di sekitarnya, inilah yang masih dapat diberikan bantuan sosioterapi.
Dari banyak kesaksian berdasarkan pengalaman yang dialami, kebanyakan orang-orang dengan schizophrenia yang tidak mengalami kekacauan watak, memiliki prognosis / kemungkinan membaik yang cukup besar.
Sangat diperlukan dukungan keluarga yang tidak mengenal lelah dan sabar menangani dan menghadapi setiap prilaku atau tindakannya yang abnormal.
Orang-orang tersebut justru sangat membutuhkan pertolongan kita, kepercayaan, perhatian, serta dorongan moril untuk dapat menjadi lebih baik.
Penulis sampai saat ini sedang melakukan semacam trial terhadap satu orang pasien lama schizophrenia di klinik, dengan menawarkan padanya pekerjaan ringan untuk membantu bagian pendaftaran, dan ternyata pasien ini dengan senang hati menerimanya, walau dengan honor secukupnya.
Saat ini pasien tersebut sudah bekerja di klinik hampir 3 minggu, dan tiap hari perkembangan mental dan karakternya selama bekerja menunjukkan respon positif, dan ketika penulis mewawancarainya dengan mengajukan pertanyaan mengenai apakah halusinasi audio dan visualnya sering muncul sewaktu jam kerja? Ternyata dia menjawab tidak pernah muncul sewaktu bekerja, tapi setelah pulang kerja dan kembali ke kamarnya, halusinasi-halusinasi tersebut muncul kembali.
Penulis juga terus memotivasinya untuk rajin minum obat dan rajin menabung uang untuk biaya berobatnya ke dokter spesialis jiwa serta untuk menebus resepnya. Dan dia melakukannya, walau kebiasaannya merokok belum dapat diubah / dimodifikasi.
Kadang secara bertahap pasien tersebut diajarkan etika sosial, di mana ia harus pamit terlebih dahulu kepada pimpinan klinik sebelum beranjak pulang. Berbicara yang baik dan sopan kepada para pasien untuk melepaskan dan merapikan alas kakinya.
Dengan modal pengalaman yang sedikit inilah penulis mengungkapkan bahwa mungkin ada di antara sahabat-sahabat Rehobot yang memiliki saudara/ keluarga yang menderita schizophrenia namun masih memiliki kemampuan komunikasi dan keinginan mandiri untuk minum obat, bahwa ada secercah harapan bahwa dengan memberikan mereka kesempatan untuk membantu/ mengerjakan sesuatu yang sederhana dan tidak berbahaya, dapat memberikan perubahan perilaku dan pembelajaran kembali etika-etika dan norma-norma kehidupan sosial.
Mari kita buka tangan kita untuk membantu orang – orang di sekitar kita, jangan jauhi mereka, melainkan gapai mereka…. Sebab mereka membutuhkan kita.

written by admin @ 2010

Yes we can


Artikel ini ditulis bukan slogan untuk kampanye pilkada atau sejenisnya…. Tapi justru slogan tersebut memberikan inspirasi yang cukup mendalam bagi penulis.
Dalam keseharian sering kita mendengar atau bahkan menyaksikan kesuksesan, atau keuletan, kegigihan banyak orang di sekitar kita. Mungkin kita mengenal orang tersebut, mungkin juga tidak.
Cukup sering kita mendengar kesaksian anak Tuhan yang mengatakan bahwa sampai saat ini di rumahnya, ia dan isterinya rajin memilah-milah sampah plastik, kertas / karton ataupun gelas yang dapat didaur ulang dan kemudian diberikan pada pemulung ataupun tukang sayur untuk dapat dimanfaatkan lagi.
Ataupun mendengar kisah-kisah kesaksian perbuatan orang-orang yang selalu membantu sesamanya yang dalam kesulitan. Dapat memberikan sesuatu yang diperlukan dan dibutuhkan oleh sesamanya.
Kadang kita sering menghibur diri dengan mengatakan bahwa itu sudah talenta yang diberikan Tuhan pada mereka, sedangkan talenta saya bukan itu.
Masih ingat dengan kisah perumpamaan yang diceritakan Tuhan Yesus tentang seorang majikan yang hendak pergi lama keluar kota, lalu ia memberikan kepada ketiga pembantunya talenta yang berbeda jumlahnya. Singkat cerita, orang yang diberikan talenta paling banyak (5 talenta) dan 2 talenta justru dapat mengembangkan talentanya berkali lipat. Sedangkan yang diberikan 1 talenta malah menguburkannya alias tidak mempergunakannya.
Talenta yang dibahas di perumpamaan tersebut memiliki penafsiran 2 hal, yaitu talenta dalam arti modal materi dan talenta dalam arti bakat/ keahlian/ kemampuan dalam melakukan sesuatu.
Artikel ini membahas talenta yang merupakan keahlian/ kemampuan yang kita miliki.
Awalnya penulis ketika mendengar kesaksian-kesaksian yang sedemikian hebatnya, penulis merasa tidak mampu, dan sedikit merasa iri akan kemampuan orang-orang tersebut.
Namun, satu hal yang penulis tahu bahwa kita tidak perlu menunggu sampai kita menjadi kaya raya, punya waktu yang banyak, dan lain sebagainya.
Untuk melakukan hal-hal yang baik tidak membutuhkan semua yang disebutkan di atas. Hanya membutuhkan TINDAKAN NYATA dan KETULUSAN serta KASIH.
Mungkin awal pertama kali kita akan merasa repot, rugi waktu, dan berbagai macam alasan. Kemudian seiring berjalannya waktu, semuanya itu sudah menjadi bagian dari kehidupan keseharian kita.
Penulis saat ini sudah biasa memilah-milah dan memisahkan sampah-sampah plastik, karton, dan lainnya yang masih bisa didaur ulang untuk kemudian diberikan pada tukang sampah yang juga mengumpulkan barang-barang tersebut.
Juga saat ini penulis tidak jarang menggratiskan biaya berobat bagi pasien-pasien yang memang tidak mampu berobat di klinik.
Tujuan artikel dan kesaksian yang tertulis di atas, penulis berusaha membuka mata dan hendak mengajak sahabat-sahabat Rehobot bahwa sesungguhnya masing-masing dari kita memiliki potensi talenta-talenta yang dapat dikembangkan dan diperoleh selama kita mau berusaha untuk mendapatkannya. Talenta tidak dapat datang sendiri / ‘turun dari langit’ melainkan kita harus mengusahakannya dan memeliharanya.
Motivasikanlah diri kita untuk melakukan sesuatu yang memiliki dampak dan memberkati banyak orang di sekitar kita, itulah teladan yang diberikan Tuhan Yesus pada kita, ‘KASIHILAH SESAMAMU MANUSIA SEPERTI DIRIMU SENDIRI’.
Katakanlah : ‘Yes we can…’ maka segala sesuatu dapat menjadi mungkin bagi kita….